Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Permukiman Kumuh di Sempur, Tak Jauh dari Istana Bogor

Kompas.com - 23/01/2024, 05:02 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah rumah semipermanen berderet tak beraturan di bantaran Sungai Ciliwung, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Mayoritas rumah di sana dibangun dari tiang bambu, dinding triplek, dan atap seng.

Namun, ada pula rumah kokoh yang terbuat dari batu bata dan semen.

Baca juga: APK di Jakarta Semrawut, Perludem: Pemprov DKI dan Bawaslu Biarkan Pelanggaran Massal

Rumah-rumah terkesan kumuh karena banyak sampah dibuang di pinggir sungai. Dinding rumah juga terlihat kusam seperti tidak pernah dicat.

Ironinya, deretan rumah itu hanya berjarak 3,5 kilometer dari Istana Bogor yang berdiri megah. Letaknya hanya terhalang Kebun Raya. Pemandangan yang cukup kontras.

Saat memasuki kawasan permukiman RT 03 RW 05, jalanan hanya bisa dilewati pejalan kaki.

Pengendara sepeda motor harus bergantian untuk melintas.

Bila berpapasan di jalan, salah satunya harus mengalah, menghentikan laju kendaraan, dan menunggu pengendara motor lain untuk melintas.

Permukiman yang sempit juga membuat beberapa rumah warga tidak terkena cahaya matahari. Bak labirin, bagi siapa pun yang belum pernah berkunjung ke sana rawan tersesat.

Baca juga: Makanan Sehari-hari Petugas Pintu Kereta Tanjung Priok: Caci Maki Pengendara dan Tawuran Antarwarga

Butuh perhatian pemerintah

Ada 144 KK di wilayah tersebut yang terdiri dari 396 orang.

Meski permukiman kumuh dan padat penduduk, rupanya masih banyak warga yang bertahan.

Salah satu alasannya adalah karena faktor ekonomi.

Ketua RW 05 Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah Adang Rahmat mengungkapkan, kondisi wilayahnya membutuhkan perhatian serius dari pemerintah kota (pemkot) Bogor.

Sebab, warga sekitar termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah dan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh harian lepas.

Menurut Adang, hanya segelintir warga yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan memiliki pekerjaan yang layak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com