Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Berantas Ojol Bandel Penyebab Kemacetan di Pasar Minggu, Bikin Lay Bay dan Tutup Pelintasan Kereta

Kompas.com - 23/01/2024, 08:12 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) memarkirkan kendaraannya di depan Stasiun Pasar Minggu, Jalan Raya Pasar Minggu, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Meski sudah ada rambu lalu lintas dilarang berhenti, mereka tetap saja cuek dan memakan bahu Jalan Raya Pasar Minggu dari arah Kalibata menuju Tanjung Barat.

Kendaraan mereka yang diparkir sembarangan membuat ruas Jalan Raya Pasar Minggu menyempit dan terkadang mengakibatkan kemacetan.

Namun, para pengemudi ojol dan opang ini bukan satu-satunya menjadi penyebab kemacetan di Jalan Raya Pasar Minggu.

Baca juga: Opang dan Ojol “Ngetem” di Depan Stasiun Pasar Minggu, Bikin Jalan Sempit dan Macet

Tidak sedikit pengendara sepeda motor melawan arus di Jalan Raya Pasar Minggu menuju Jalan Masjid Al-Makmur.

Kata ojol, warga, dan pengendara

Salah satu pengemudi ojol berinisial AR mengakui bahwa ia dan rekan seprofesinya membuat Jalan Raya Pasar Minggu tersendat dan bahkan macet.

Kendati demikian, berdasarkan sudut pandang pengemudi ojol, mereka terpaksa mengetem demi mencari penumpang.

“Ya saya enggak membantah ya kalau ojol terkadang jadi salah satu penyebab kemacetan di jalan gara-gara ngetem. Tapi kan kami di sini juga cari penumpang,” kata AR.

Baca juga: Akui Bikin Macet, Ojol Terpaksa Ngetem di Stasiun Pasar Minggu demi Cari Penumpang

“Kalau saya enggak ngetem, ya yang ada hanya habiskan bensin di jalan,” tutur AR melanjutkan.

Sementara itu, seorang pengendara sepeda motor bernama Akhmad (37) mengaku nekat melawan arus karena ingin cepat-cepat sampai rumah di Halim, Makasar, Jakarta Timur.

“Putar baliknya jauh soalnya, itu di depan Komplek Polri Brimob. Belum lagi, jalan dari Pasar Minggu ke arah putar balik yang macet. Kalau kayak begini (lawan arah) kan cepat,” kata Akhmad.

Tarsih (46), pedagang di Stasiun Pasar Minggu mengatakan, pengendara motor yang lawan arus seolah sudah menjadi budaya.

Baca juga: Putar Balik Jauh, Banyak Pengendara Lawan Arus di Pasar Minggu Tembusan Condet

Bahkan, warga setempat sudah tidak heran dengan para pengendara nakal yang lawan arus ini.

“Kalau pengendara motor yang lawan arus ini biasanya orang-orang yang pengin potong jalan. Karena kan jalan ini bisa tembus ke Condet dan bahkan Kramat Jati,” ungkap Tarsis.

Lay bay

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Bernad Pasaribu mengatakan, keberadaan ojol yang menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang cukup banyak di Stasiun Pasar Minggu.

“Ya kami rutin melakukan 'penggebahan' (gertak atau halau). Tetapi, ya mereka pasti kembali. Karena, adanya stasiun, banyak masyarakat yang menggunakan ojol,” ujar Bernard saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Oleh karena itu, Bernad menyampaikan bahwa Dinas Perhubungan mengusulkan kepada pihak PT KAI untuk membuat lay bay.

Baca juga: Banyak Ojol “Ngetem” di Depan Stasiun Pasar Minggu, Pemkot Jaksel Rencanakan Buat Lay Bay

“Kami sudah berkoordinasi dengan PT KAI agar dibuat lay bay jalan di depan pintu masuk Stasiun Pasar Minggu. Namun kewenangan ada di Dinas Bina Marga,” kata Bernad.

Wacana penutupan palang kereta api

Di sisi lain, Bernad menekankan bahwa keberadaan ojol yang memakan bahu Jalan Raya Pasar Minggu bukan satu-satunya penyebab kawasan Stasiun Pasar Minggu.

Kendati demikian, penyebab lain kemacetan arus lalu lintas yang lain adalah keberadaan palang kereta api di dekat Stasiun Pasar Minggu.

“Dishub melalui wali kota juga sudah meminta abar perlintasan sebidang kereta api itu ditutup. Tetapi, hingga saat ini belum terealisasi,” ucap Bernad.

Baca juga: Penutupan Pelintasan Dekat Staius Pasar Minggu Belum Terealisasi, Dishub: Itu Kewenangan PT KAI

“Penutupan perlintasan sebidang itu langsung bapak wali kota yang meminta ke pihak PT KAI, karena man kewenangan dari pihak KAI,” pungkas dia melanjutkan.

Berkait permohonan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan telah membahas dan mengkaji dalam sebuah rapat.

“Tapi belum terealisasikan sampai saat ini,” ungkap Bernad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com