Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies Angkat Bicara Soal Nasib Warga Eks Kampung Bayam yang Terkatung-katung Tanpa Hunian

Kompas.com - 30/01/2024, 11:13 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya buka suara soal polemik warga eks Kampung Bayam.

Ia mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk berlaku adil kepada eks warga Kampung Bayam.

Anies menyampaikan hal itu mengingat eks warga Kampung Bayam belum bisa menghuni Kampung Susun Bayam (KSB) hingga saat ini.

"Benar, ini soal kemanusiaan. Jangan sampai pada rakyat kecil tidak bertindak adil," kata Anies di Glodok, Jakarta Barat, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Soal Polemik Kampung Susun Bayam, Anies: Jangan Bertindak Tak Adil ke Rakyat Kecil

"Justru negara harus hadir dan melindungi," tambah Anies.

Seperti diketahui, polemik ini sudah bergulir sejak 2022. Akibatnya, mereka kini tinggal di emperan dan lobi KSB dengan listrik dan air seadanya.

Adapun KSB yang terletak di berada di wilayah yang ditempati Jakarta International Stadium atau JIS itu dibangun pada era Anies.

Saat proyek pembangunan dimulai, warga Kampung Bayam direlokasi ke lokasi lain. Pemprov DKI Jakarta berjanji akan mengganti tempat tinggal warga ke KSB.

Singgung soal adiministrasi

Menurut Anies, persoalan warga eks Kampung Bayam ini bisa diselesaikan segera.

"Seharusnya itu langsung saja dituntaskan, karena tinggal masalah administrasi saja," ucap Anies.

Baca juga: Pemprov DKI Rencana Bangun Rusun Baru, Eks Warga Kampung Bayam: Gedung Ini Untuk Siapa?

Menurut dia, bangunan rumah susun (rusun) di samping JIS itu, memang diperuntukkan bagi eks warga Kampung Bayam.

Bahkan, kata dia, bentuk rancangan bangunan rusun ini sudah disesuaikan agar eks warga Kampung Bayam bisa kembali bertani.

"Karena sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani (dulunya), dan bangunan didesain urban farming. Jadi memang itu untuk mereka," tambah dia.

Dipertanyakan warga

Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Muhammad Furqon bertanya mengapa Pemprov DKI Jakarta mau mendirikan rusun baru untuk mereka.

Padahal bangunan KSB, menurut dia, dibuat untuk mereka. Nyatanya, kata Furqon, mereka malah disuruh tinggal sementara di Rusun Tanjung Priok atau Rusun Pasar Rumput.

"Dia (Heru Budi) mau kami huni sementara Rusun Tanjung Priok atau Rusun Pasar Rumput, terus bangunan Kampung Susun Bayam ini untuk siapa?" kata Furqon, Minggu (28/1/2024).

Baca juga: Aktivis Sebut Anak-anak Kampung Susun Bayam Alami Trauma, Khawatir Orangtuanya Ditangkap Polisi

Furqon dan warga lain pun masih tetap memutuskan tinggal di bangunan KSB. Hal ini sesuai legalitas yang diberikan Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Ia yakin, bangunan rumah susun ini diperuntukkan bagi eks warga Kampung Bayam.

"Sesuai dasar dan keputusan legalitas yang sudah ditetapkan oleh gubernur sebelumnya Bapak Anies Baswedan, itu Kampung Susun Bayam ya untuk warga Kampung Bayam," jelas dia.

Dianggap solusi

Pembangunan rusun baru untuk eks warga Kampung Bayam dianggap solusi menyelesaikan polemik Rusun Kampung Susun Bayam.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Ramadhan berujar, rencana Heru tersebut tentu sudah melalui proses panjang dan sudah dipertimbangkan.

"Yang akan diambil oleh Pak PJ sudah melalui proses panjang mediasi antar-stakeholder yang didalamnya juga warga terkait. Sebab persoalan ini terjadi saat transisi kepimpinan," ujar Ramadhan saat dihubungi, Senin.

Baca juga: KSB Bakal Dijadikan Hunian Pekerja JIS, Pakar Sebut Warga Eks Kampung Bayam Bisa Terlibat

Menurut Ramadhan, rencana menyediakan rusun baru dapat mengambarkan bahwa Heru Budi memikirkan warganya.

"Beliau sudah melakukan diskusi dan tabayun untuk menyelesaikan problem ini. Hemat saya, hal itu menjadi keputusan yang win-win solution," kata Ramadhan.

Bahkan, Heru Budi dinilai juga memberikan solusi untuk eks warga Kampung Bayam itu selama rusun baru itu dalam proses pembangunan.

Sesuai konsep kota global

Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan, relokasi warga eks Kampung Bayam sudah sesuai dengan semangat Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Daerah Khusus Jakarta.

Dalam RUU itu, Jakarta direncanakan bakal menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global setelah tak lagi jadi ibu kota negara.

Baca juga: KSB Diutamakan untuk Hunian Pekerja JIS ketimbang Warga Eks Kampung Bayam, Pakar Klaim Sesuai Konsep Kota Global

"Maka Pemprov Jakarta dapat merencanakan pengembangan kawasan tematik," ucap Nirwono kepada Kompas.com, dikutip Sabtu (27/1/2024).

Pengembangan konsep tematik itu merujuk pada ide menjadi kawasan salah satunya Gelora Bung Karno Senayan dan JIS sebagai pusat kegiatan olahraga bertaraf internasional.

"Dengan demikian Kawasan JIS dan sekitar sebagai pusat kegiatan olahraga internasional perlu dilakukan penataan bangunan dan lingkungan," ucap Nirwono.

Dalam hal ini, kata Nirwono, Kampung Susun Bayam dapat direfungsikan sebagai bangunan hunian pekerja pendukung kegiatan olahraga.

Sejalan dengan Heru Budi, Nirwono juga mendorong warga eks Kampung Bayam untuk bersedia direlokasi ke ke Rusun Nagrak maupun rusun lainnya yang sudah ada.

Baca juga: KSB Diutamakan untuk Hunian Pekerja JIS ketimbang Warga Eks Kampung Bayam, Pakar Klaim Sesuai Konsep Kota Global

Seperti diketahui, Pemprov DKI juga berencana membangun rumah susun (rusun) baru di Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk warga eks Kampung Bayam.

"Karena kalau menunggu rusun Tanjung Priok masih lama sampai dengan 2025," ucap Nirwono.

(Tim Redaksi : Rizky Syahrial, Muhammad Isa Bustomi, Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari, Diamanty Meiliana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com