Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Sering "Ngetem" Lama di Stasiun Manggarai, Penumpang: Bikin Telat Kerja

Kompas.com - 30/01/2024, 11:01 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Penumpang KRL mengeluhkan perjalanan KRL yang kerap berhenti lama di stasiun transit Manggarai.

Nanda (25), warga Bogor, merasa terganggu lantaran perjalanan KRL selalu terhambat.

“Pas masuk malah KRL-nya berhenti lumayan lama di Stasiun Manggarai,” ujar Nanda saat diwawancarai Kompas.com, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Pengap di KRL, Penumpang Pernah Sampai Buka Jendela Kereta

Menurut Nanda, kondisi ini sering ia rasakan setiap melakukan perjalanan menuju Bekasi.

Hal itu sangat mengganggu Nanda karena perjalanannya tidak bisa tepat waktu di lokasi tujuan.

“Gara-gara berhenti sering banget telat masuk kerja. Harus sabar kalau kereta sudah berhenti gitu,” ujar Nanda.

Nanda pun menceritakan pengalamannya. Saat itu, kondisi kereta yang ia tumpangi dalam keadaan penuh dan sesak.

Penumpang sbegitu padat di dalam kereta, sehingga Nanda tidak bisa bergerak sama sekali.

Dalam kondisi yang tidak nyaman, penumpang masih harus bersabar karena kereta tertahan cukup lama.

Baca juga: Ragam Trik Penumpang KRL Asal Bogor agar Kebagian Tempat Duduk

“Cuman saat itu saya sudah yang benar-benar lemas. Kepepet kiri, kanan, depan, belakang,” ungkap Nanda.

Nanda hanya bisa pasrah dan berharap KRL kembali jalan agar bisa cepat turun.

Penumpang lainnya, Lifa (25), juga mengungkap kejengkelannya saat kereta lama berhenti di Stasiun Manggarai.

Menurut Lifa, kereta kerap terhenti di jam berangkat kerja pukul 06.00-08.00 WIB dan di jam pulang kerja pukul 17.00-20.00.

“Biasanya berhenti enggak jalan kereta di jam berangkat dan pulang kerja, saya sering kena berhenti lumayan lama di Manggarai,” tutur Lifa.

Baca juga: Penumpang Setia KRL Jabodetabek Tuntut Penambahan Rangkaian: Supaya Lebih Bisa Bernapas...

Tersendatnya kereta di jam berangkat kerja membuat Lifa kerap memilih menggunakan ojek online.

Lifa mengaku hampir terlambat masuk kantor karena kejadian tersebut.

“Karena lama berhentinya, saya enggak sabar dan takut telat kerja, langsung pesan ojek online aja,” ujar Lifa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com