Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Rezim Soeharto, Mahfud MD: Sekuat Apa Pun Kalau Lawan Rakyat, Jatuh

Kompas.com - 03/02/2024, 18:06 WIB
Firda Janati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD menyebut tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan aspirasi rakyat.

Mahfud menyinggung soal cerita pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Saat itu, semua lapisan, mulai dari TNI, Polri, anggota DPR dan MPR tunduk akan perintah presiden.

"Pak Soeharto itu luar biasa kuatnya, semut pun tunduk sama dia, apalagi TNI, Polri, anggota DPR, MPR, semua waktu itu sama Pak Soeharto tunduk, Pak Harto berbatuk, ikut berbatuk, dianggap instruksi," ujar Mahfud dalam kampanye di Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2024).

Baca juga: Mahfud MD: Bagaimana Mau Menegakkan Konstitusi kalau Dia Melanggar Konstitusi?

Kendati demikian, kekuatan yang telah dibangun puluhan tahun itu pun runtuh saat dilawan aspirasi masyarakat.

"Sekuat itu pun kalau dilawan aspirasi rakyat jatuh dalam waktu dekat, itu yang dialami Pak Harto," kata dia.

Mahfud lalu mengenang jelang lengsernya Soeharto pada 23 Maret 1998. Pada saat itu, anggota MPR yang mewakili rakyat pun menyatakan hanya Soeharto yang bisa memimpin Indonesia.

"1.000 anggota MPR yang mewakili seluruh rakyat Indonesia itu menyatakan hanya Pak Harto yang bisa memimpin Indonesia, berarti enggak ada satu pun yang mengkritik di MPR, kecuali gerakan-gerakan civil society pada waktu itu," ucap dia.


Namun, ada perubahan sikap Harmoko selaku Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang awalnya mendukung Presiden ke-2 Indonesia tersebut.

Baca juga: Sebut Landasan Demokrasi adalah Etika, Mahfud: Kalau Tak Punya Etika, Pelanggaran Hukum Dibenarkan

Semua dukungan itu hancur saat rakyat merasa tidak bisa melaksanakan demokrasi secara bebas di masa pemerintahan Soeharto.

"Ketika terjadi reformasi 98 adalah Harmoko juga yang mengancam Soeharto, kalau hari Senin tidak turun, kami MPR akan sidang istimewa dan memecat Soeharto. Padahal dulu bilangnya seluruh masyarakat Indonesia mendukung dan memilih Pak Harto," kata dia.

"Nah itulah kalau aspirasi masyarakat dipaksa-paksa untuk dibelok-belokan," ucap Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com