Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP DKI Minta Peserta Pemilu Turunkan Sendiri Atribut Kampanye Jelang Masa Tenang

Kompas.com - 06/02/2024, 17:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta meminta peserta Pemilu 2024 untuk menurunkan sendiri atribut kampanye pada Sabtu (10/2/2024) atau menjelang masa tenang.

"Diimbau sehari sebelum diturunkannya APK, para peserta pemilu diminta menurunkan sendiri," ujar Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin di Balai Kota DKI, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Satpol PP DKI Siap Bantu KPU dan Bawaslu Turunkan APK Saat Masa Tenang

Satpol PP DKI bersama Bawaslu DKI Jakarta baru akan turun tangan jika pada masa tenang masih terdapat atribut kampanye yang terpasang di setiap sudut DKI Jakarta.

"Tetapi imbauannya itu disampaikan kepada seluruh peserta pemilu untuk menurunkan APK, tapi nantinya setelahnya kemudian baru kami turun (mencopot APK)," ucap Arifin.

"Ya yang pasti di hari tenang sudah pasti kami bersihkan, turunkan, karena kan tidak boleh ada lagi APK di hari tenang," sambung dia.

Sebelumnya, Bawaslu DKI telah melayangkan surat kepada peserta Pemilu 2024 untuk menurunkan atribut kampanye sendiri pada 10 Februari.

Baca juga: Banyak APK Berjajar di Flyover Grogol, Pengendara Motor Kena “Slepet” Bendera Parpol

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo meminta jajarannya di tingkat kota untuk mengawasi peserta pemilu, baik soal atribut kampanye, maupun kegiatan setelah masa kampanye berakhir.

"Karena itu sudah masuk masa tenang. Masa tenang itu tidak boleh ada yang melakukan aktivitas," ucap Benny, Senin kemarin.

Benny menambahkan, Bawaslu DKI Jakarta akan mengerahkan sejumlah petugas pada masa tenang sebelum pencoblosan 14 Februari 2024.

Sejumlah petugas itu dikerahkan itu mencegah terjadinya politik uang pada masa tenang.

"Nanti di masa tenang, Bawaslu DKI menggelar patroli pengawasan politik uang. Dan saya mengingatkan kepada jajaran, khususnya di tingkat kota, di masa tenang politik uang itu bisa dijerat siapa saja, setiap orang," kata Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com