Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa: Ketua MK dan KPU Melanggar Etik, Kini Siapa yang Bisa Kita Percaya?

Kompas.com - 06/02/2024, 21:30 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aliansi mahasiswa lintas Bekasi-Karawang (Bakar) menyinggung pelanggaran etik Anwar Usman saat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari terkait Pilpres 2024.

Menurut mereka, pelanggaran itu meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga pemerintah.

 

"Lembaga-lembaga sudah kena kode etik, dari MK, KPU. Lalu, hari ini siapa yang akan kita percaya? Siapa?" ucap perwakilan dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Syahran saat berorasi di Jalan Cut Mutia, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Mahasiswa Bekasi-Karawang Bagi-bagi Selebaran Berisi Lima Dosa Politik Jokowi

Syahran juga menyinggung soal penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dianggap untuk memfasilitasi salah satu pasangan calon presiden-calon wakil presiden pada Pemilu 2024.

"Kita lihat bansos juga dipolitisasi, anggaran tergerogoti," kata dia.

Syahran melanjutkan, aliansi Bakar kini turun ke jalan karena melihat pemerintahan Presiden Joko Widodo tak netral pada Pemilu 2024.

"Aksi ini melihat situasi nasional yang sangat genting bahwa hari ini Indonesia kritis kenegaraan. Aksi ini mengkritik Presiden (Jokowi) yang melanggar sumpah jabatan presiden sebagai pejabat publik," ucap dia.

Baca juga: Mahasiswa: Jokowi Sayang Anak, tapi Tidak Sayang Rakyat

Menurut para mahasiswa, Jokowi sebagai Kepala Negara seharusnya bersikap adil terhadap masyarakat, bukan mengutamakan kepentingan keluarga.

"Saat ini Presiden hanya menjadi satu orang yang mementingkan satu golongan keluarga untuk melakukan kekuasaannya," kata Syahran.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, massa aksi membawa spanduk bertuliskan "Kembalikan Demokrasi".

Selain itu, ada pula yang memegang spanduk yang dengan tulisan "Jokowi Mencederai Demokrasi" dan menyebarkan selebaran yang berisikan "Lima Dosa Politik Jokowi".

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang Minta Jokowi Netral dan Kembali ke Koridor Demokrasi

Akibat demo ini, Jalan Cut Mutia macet. Kendaraan roda dua dan empat berjalan perlahan.

Bunyi klakson mobil dan motor terus terdengar bersahutan. Petugas keamanan dari kampus pun turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas.

Adapun orasi mahasiswa berkait netralitas Jokowi ini dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pada pukul 18.00 WIB. Jalan Cut Mutia kembali dibuka sepenuhnya setelah demo selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com