Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik, Warga: Saya Takut Nanti Malah Makin Banyak Penjahat

Kompas.com - 13/02/2024, 19:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga, Maryati (60), mengaku khawatir akan dampak buruk kenaikan harga beras beberapa waktu terakhir. Menurut dia, hal ini bisa saja meningkatkan angka kejahatan.

“Makin lama (harga beras naik), makin banyak penjahat. Itu yang ditakuti,” kata Maryati saat ditemui di rumahnya, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2024).

Kemudian Maryati menjelaskan hubungan lonjakan harga beras dengan kenaikan angka kriminalitas.

“Ya karena saking mahalnya harga, apa-apa mahal, puyeng. Yang laki (berpikir) bagaimana cari nafkah. Nanti daripada puyeng-puyeng, dia malah jalan dan enggak tahunya merampok, jadi penjahat,” ujar Maryati.

Baca juga: Cara Warga Siasati Harga Beras Naik, Lebih Baik Jalan Jauh ke Pasar Ketimbang Beli di Warung Kelontong

Maryati mengaku pusing karena harga beras terus melonjak.

"Puyeng lah. Ya minta sama pemerintah lebih diturunkan lagi harga-harga, kan enak kalau harga turun, warga pun pikirannya enggak mumet,” kata Maryati.

Meski begitu, dia punya cara tersendiri dalam menyiasati pengeluaran saat harga beras melonjak.

Katanya, lebih baik jalan kaki sejauh 1,4 kilometer dari rumahnya ke Pasar Minggu jika dibandingkan membeli beras di warung kelontong.

Baca juga: Pemprov DKI Targetkan Harga Beras di Pasaran Turun dalam Sepekan

“Karena warung kelontong Rp 13.000 sama Rp 14.000, ya cari yang murah. Ya carinya ke pasar, jadi lebih ringan, ada yang Rp 12.500,” ucap Maryati.

Untuk diketahui, harga beras di agen sembako di Pasar Minggu dengan kualitas premium senilai Rp 13.000 – Rp 17.000 per kilogram pada hari ini, Senin (12/2/2024).

Sebelum adanya kenaikan, harga beras premium di Pasar Minggu senilai Rp 10.000 - Rp 13.000 per kilogram.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengakui kelangkaan beras premium di setiap minimarket belakangan ini.

Baca juga: Pemprov DKI Sebut Tak Ada Panic Buying Ketika Beras Premium Langka

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, banyak masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan beras premium itu.

"Kelangkaan beras premium di minimarket yang banyak dikeluhkan masyarakat," ujar Suharini saat dikonfirmasi, Senin (12/2/2024).

Menurut Suharini, ada beberapa penyebab terjadinya kelangkaan beras premium di setiap minimarket. Salah satunya karena belum masuk masa panen raya.

"Panen raya diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan," ucap Suharini.

Dia menambahkan, faktor lain penyebab kelangkaan beras juga terjadi karena aktivitas pedagang yang berkurang akibat adanya libur panjang pada pekan kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com