Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pemimpin Populis Bisa Bahayakan Demokrasi, Guru Besar UI: Partai yang Kalah Jangan Tergiur Bergabung

Kompas.com - 15/02/2024, 09:35 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli, mengatakan gaya kampanye pemimpin yang populis memang cenderung disukai oleh pemilih, bahkan di berbagai negara.

Gaya kampanye tersebut, kata Lili, dinilai yang menjadi salah satu faktor kuat calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan bakal unggul dalam Pilpres 2024 ini.

Merujuk pada tren dunia, kata Lili, pemimpin yang populis kenyataannya bisa menurunkan kualitas demokrasi. Lili menyebut, hal ini juga terjadi di banyak negara dan tidak menutup kemungkinan di Indonesia.

Baca juga: Prabowo-Gibran Hampir Dipastikan Menang Pemilu Satu Putaran, Guru Besar UI: Kali Ini Pilpres Rasa Petahana

"Ini yang sangat dikhawatirkan. Mudah-mudahan tidak terjadi. Saya berharap, partai yang kalah ini konsisten untuk tidak bergabung dalam pemerintahan," ucap Lili dalam Obrolan Newsroom bersama Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Pada kenyataannya gaya kampanye populis, ucap Lili, sangat bisa dicerna oleh masyarakat. Menurut Lili, Paslon 02 cenderung menawarkan hal yang tidak muluk-muluk dan tidak tinggi-tinggi.

"(Kampanye) paslon 01 dan 03 cenderung membuat orang berkerut ketika mendengarkan, tapi ini mereka (Prabowo-Gibran) mengajak 'ayo, makan gratis'. Mereka akan langsung pahami," ucap Lili.

Lebih lanjut Lili berharap, partai yang kalah dalam Pilpres kali ini siap menjadi oposisi untuk melakukan kontrol, serta checks and balances untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis.

"Kalau tidak, saya khawatir akan terjadi, 'selamat tinggal demokrasi dan selamat datang dinasti'. Saya harap parpol yang kalah ini jangan bergabung dengan pemenang," ucap Lili menegaskan.

Baca juga: Ungkap Kondisi Kecurangan Pemilu 2019 Lebih Mengerikan dari 2024, Fadli Zon: Jadi, Enggak Usah Cengenglah!

Sebagai informasi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul 58,73 persen hitung cepat (quick count) versi Litbang Kompas, Rabu (14/2/2024).

Data itu didapat dari hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu malam pukul 21.21 WIB.

Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 25,10 persen suara.

Kemudian pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,17 persen suara.

Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk 88,45 persen, yang didapat dari total 2.000 TPS sampel.

Baca juga: Fadli Zon Sebut Pemilu 2024 Lebih Baik dari 2019, Timnas Amin: karena Saat Ini Anda Menikmati

Quick count Litbang Kompas dalam Pemilu 2024 menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.

Hasil quick count ini bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (15/2/ 2024) hingga Rabu (20/3/2024).

Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat 3 hari setelah memperoleh surat pemberitahuan atau putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com