Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Penggelembungan Suara Capres Diduga Terjadi di TPS 54 Cakung, Bawaslu, KPU Jaktim, dan Petugas KPPS Buka Suara

Kompas.com - 16/02/2024, 06:58 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Media sosial dihebohkan dengan adanya dugaan penggelembungan suara capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka serta pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di TPS 54, Cakung, Jakarta Timur.

Dugaan penggelembungan suara itu terjadi lantaran perolehan suara kedua pasangan itu tak sesuai tidak sesuai antara formulir C hasil dan Sirekap.

Dalam video terlihat bahwa hasil perolehan suara Prabowo-Gibran di TPS itu adalah 74 suara. Sedangkan yang tercatat di sistem Sirekap itu 748 suara.

Baca juga: Perolehan Suara Capres di TPS 054 Cakung dalam Sirekap Malah Meleset

Hal itu juga terjadi pada perolehan suara pasangan Ganjar-Mahfud. Di dalam formulir di TPS, pasangan ini mendapat 16 suara. Namun dalam sistem Sirekap mendapat 160 suara.

Terkait video itu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo mengatakan, pihaknya tengah menelusuri terkait informasi tersebut.

Sebut ada kesalahan sistem

Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu DKI Burhanuddin mengatakan, bahwa itu hanya kesalahan yang terjadi pada sistem Sirekap.

Adapun saat ini kesalahan dalam menginput itu telah diperbaiki. Data pada sistem Sirekap untuk TPS 54 Cakung, Pulogebang, Jakarta Timur telah diperbaiki.

"Iya, banyak kesalahan sistem Sirekap, sehingga diriset ulang. Banyak KPPS yang tidak menggunakan Sirekap," kata Burhanuddin.

Baca juga: Jumlah Suara Prabowo-Gibran dalam Sirekap Melebihi DPT di TPS 054 Cakung, Petugas: Kesalahan Sistem

"Kalau (masalah) ini memang sudah pasti tidak wajar, karena melebihi jumlah pemilih di TPS. Pemilih di TPS kan paling banyak 300," lanjut Burhanuddin.

KPU Jaktim bantah ada kecurangan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur membantah soal terjadinya kecurangan dalam pemungutan suara di TPS 054, Cakung.

Ketua KPU Jakarta Timur, Tedi Kurnia menjelaskan perbedaan itu muncul berawal dari sistem pada aplikasi Sirekap yang mengalami kendala.

"Kemarin (pemilu) ketika seharian penuh, aplikasi Sirekap itu down, sehingga ketika petugas KPPS tidak bisa mengirim data. Alhasil, mereka mengirim secara offline, kata Tedi dilansir dari Antara, Kamis (15/2/2024).

"Tapi setelah online dan ketika terbaca oleh sistem itu terjadi kekeliruan. Bukan kami yang mengubah atau yang menulis, melainkan sistem," sambung dia.

Baca juga: Ada Kesalahan Jumlah Suara Capres di TPS 54 Cakung pada Sirekap, Bawaslu DKI: Sedang Ditelusuri

Tedi menuturkan, seharusnya bagan pemungutan suara formulir C hasil plano yang kosong perlu diberi tanda silang dan tidak boleh dikosongkan.

"Coba lihat di C Plano hasil, dan nomor 1 (Anies-Muhaimin) ini suaranya 108, nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran ada 74 suara dan nomor 3 ada 16 suara. Kotak yang kosong seharusnya ditulis atau di silang agar sistem dapat membaca dengan benar," ujar Tedi.

Halaman:


Terkini Lainnya

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com