JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan perundungan siswa oleh senior atau kakak kelasnya di Binus International School Serpong, Tangerang Selatan, bikin geger media sosial.
Peristiwa di sekolah elit itu ramai dibicarakan usai salah satu akun X, @BosPurwa, mengunggah sebuah utas terkait dugaan perundungan tersebut.
Dalam utas disebutkan perundungan terjadi pada 2 Februari 2024. Pelakunya siswa yang tergabung dalam kelompok “Geng Tai”.
Sementara korban adalah siswa siswa yang direkrut dan dijadikan calon anggota “Geng Tai”.
Utas itu menyebutkan, korban mendapatkan kekerasan fisik, antara lain dicekik, diikat di tiang hingga dipukul dengan kayu, demi menyandang status sebagai anggota geng.
Baca juga: Polisi: “Geng Tai” Binus School Serpong Lakukan Perundungan Sebanyak Dua Kali
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Cecep Darmawan menjelaskan, pelaku perundungan beraksi karena berbagai faktor.
"Selain pengaruh teman sebaya, pergaulan juga memengaruhi perundungan. Ada dua aspek sebenarnya. Pertama, peer group atau teman sebaya. Kedua, pengaruh lingkungan," ujar Cecep saat dihubungi, Selasa (20/2/2024).
Perihal aspek lingkungan, pelaku bisa merundung orang lain karena pengaruh dari lingkungan rumah, masyarakat, dan sekolah.
Untuk rumah, tindakan pelaku bisa terpengaruh pola asuh, keteladanan, dan cara mendidik orangtua terhadap anaknya.
Baca juga: Perundungan “Geng Tai” Viral, Pemilik Warung Ibu Gaul Ditelepon Alumni Binus School Serpong
"Itu semua dapat memengaruhi seseorang, apakah dia nanti menjadi orang yang baik atau pelaku perundungan," kata Cecep.
"Dan biasanya, orang-orang yang merundung atau dirundung berasal dari keluarga yang berantakan atau kurang pola asuhan yang baik. Atau, dia juga mungkin pernah menjadi korban kekerasan perundungan," imbuh dia.
Lebih lanjut, pelaku perundungan umumnya adalah seseorang yang mulanya termasuk "kuper" atau kurang pergaulan.
Jadi, perilakunya terbawa oleh teman-teman sebayanya. Jika lingkungannya kurang baik, perilakunya menjadi negatif dan orang itu menjadi pelaku perundungan.
Dalam video yang beredar, perundungan yang dilakukan anggota "Gang Tai" dilakukan beramai-ramai kepada seorang korban.
Cecep menjelaskan, dari aspek psikologis massa, pelaku sengaja merundung korban secara beramai-ramai.
Sebab, tidak ada yang akan menganggap aksi perundungan itu sebagai "tindakan heroik" jika perundungan bertindak seorang diri.
"Ada solidaritas kelompok, bahwa 'kami yang melakukan (perundungan) adalah kelompok yang kuat. Kami di atas daripada yang di-bully'. Ada perasaan itu, dan ingin dipamerkan," papar Cecep.
Baca juga: Binus School Serpong Diminta Cari Cara Bubarkan Geng Tai Perundung Siswa
Dengan dipamerkannya aksi perundungan kepada khalayak yang lebih luas, pelaku merasa bak jagoan.
"Kekuatan exhibition menimbulkan (perasaan), 'wah, kami lah jagoannya. Kami lah geng jagoannya'. Ada kepuasan, dan itu yang bahaya," pungkas Cecep.
Sebagai informasi, kasus ini mencuat setelah salah satu akun di media sosial X, @BosPurwa, menuliskan dugaan perundungan oleh "Geng Tai" di sekolah tersebut terhadap salah seorang siswa.
Unggahan itu mengungkapkan bahwa korban dirundung oleh senior atau kakak tingkatnya yang memiliki kelompok “Geng Tai”.
Sementara perundungan dilakukan terhadap anggota baru yang akan bergabung.
Korban dipaksa membelikan sesuatu yang diminta seniornya, dan juga mendapatkan kekerasan fisik, misalnya dicekik, diikat di tiang bahkan dipukul dengan kayu.
“Dan ngerinya lagi sampai disundut rokok,” dikutip Kompas.com dari twit akun X @BosPurwa.
Baca juga: Siswa Korban Perundungan Geng Tai di Binus School Serpong Alami Memar hingga Luka Bakar
Akun tersebut pun meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan kasus perundungan di sekolah swasta tersebut.
Terkini, Polres Tangerang Selatan sudah menerima laporan resmi dari keluarga korban terkait kasus perundungan tersebut, dan sedang menyelidikinya.
“Proses hukum sedang berjalan,” jelas Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino, Senin (19/2/2024).
Saat ditanya lebih lanjut soal keterlibatan siswa yang adalah anak pesohor, ia mengaku masih mendalaminya.
"Terkait (keterlibatan) anak artis dan sebagainya, masih didalami. Mohon waktu,” kata Alvino.
Namun, Binus International School Serpong membenarkan bahwa salah satu terduga pelaku perundungan siswa di sekolah adalah anak dari pesohor VR.
Hal itu dibenarkan oleh Corporate Marketing Communications General Manager Binus Group Haris Suhendra ketika ditanya soal dugaan keterlibatan anak VR dalam kasus perundungan yang sedang diselidiki pihak sekolah.
Baca juga: Binus School Serpong Benarkan Anak Selebritas VR Diduga Terlibat Perundungan
"Iya,” ujar Haris Suhendra saat ditanya soal kebenaran kabar keterlibatan anak VR, Senin.
Pihak sekolah sedang mendalami dugaan kasus perundungan yang melibatkan siswanya.
Haris Suhendra menegaskan, kasus yang mengakibatkan salah seorang siswa harus menjalani perawatan itu, terjadi di luar lingkungan sekolah.
“Sejauh ini masih dalam penanganan sekolah, dan kejadian ini di luar sekolah,” ujar Haris.
Secara terpisah, Kepala Unit PPA Polres Tangerang Selatan Ipda Galih Dwi Nuryanti menerangkan bahwa korban mengalami banyak luka memar di tubuh dan juga sejumlah luka bakar.
“Untuk korban terhadap luka yang dialami sudah kami lakukan visum. Di Sebagian tubuhnya ada banyak luka memar,” ucap Galih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.