Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Agus Teruskan Usaha Pancong Warisan Sang Kakek, Ciptakan Konsep Warkop Jadul di Samping Rel Manggarai

Kompas.com - 25/02/2024, 12:22 WIB
Xena Olivia,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Agus Deni (40) mendapat mandat dari almarhum sang ayah untuk meneruskan usaha pancong milik kakeknya, Yaya, yang telah berdiri sejak 1961.

Setelah itu, ia bersama dua kerabatnya menamakan usaha yang dirintis sang kakek menjadi Pancong Yaya yang berlokasi di Jalan Menteng Sukabumi Gang 1 No 3, RT 001/RW 03, Menteng, Jakarta Pusat. 

Letak Pancong Yaya berada tepat di sisi rel Manggarai sekitar belakang Rusun Pasar Rumput.

Baca juga: Cerita di Balik Menu Kopi Es Tak Kie, Muncul karena Perubahan Zaman

"Dulu Kakek suka jualan pakai pikulan, eh sampai antre. Tahun 1992 masih dipegang almarhum bapak saya Ruhiyat. Saya takeover tuh saat lulus STM 2003, terus langsung terjun ke sini," kata Agus kepada Kompas.com di warungnya, Selasa (20/2/2024).

Bertekad untuk mengembangkan usaha keluarga, Agus meminta saran dari pelanggan dan teman-temannya sampai akhirnya tercipta konsep warung kopi jaman dulu (warkop jadul) di Pancong Yaya saat ini.

"Supaya bisa diterima sama semua pembeli," tutur Agus.

Ukuran warung Pancong Yaya memang tidak terlalu besar. Di bagian depan, ada area kasir yang tergabung dengan dapur. Pengunjung bisa menempati bangku panjang yang terletak di sana.

Pengunjung juga bisa menempati area belakang warung yang berada persis di samping rel. Di sana, ada area lesehan dan beberapa bangku panjang. 

Namun, pengunjung perlu berhati-hati saat duduk di bagian belakang. Sebab, KRL akan silih berganti lewat dan "mengiringi" santapan.

Baca juga: Menikmati Kue Pancong Riverside di Tangerang, Jajanan Tradisional dengan Cita Rasa Kekinian

Tidak hanya itu, Pancong Yaya juga menyediakan sebuah area lesehan di dalam sebuah rumah yang tak jauh dari warungnya.

Tempatnya cukup nyaman karena Agus memfasilitasi pelanggannya dengan kipas angin agar pengunjung tidak kegerahan.

Pernah Ditegur KCI

Meski menyediakan beberapa opsi tempat duduk, banyak pelanggan Pancong Yaya cenderung memilih duduk di bagian belakang warung.

Hal itu membuat Agus pernah mendapat teguran dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) lantaran lokasi lapaknya dianggap terlalu mepet dengan rel.

"Pernah ditegur karena terlalu ke pinggir atau dekat rel. Sebenarnya, saya sering mengimbau ke pelanggan. Kenapa sih selalu maunya makan di belakang? Kalau bisa, makannya coba di lesehan," tutur dia sambil meringis.

"Itu lesehan sudah kami perbaharui. Kami juga sediakan kipas angin biar enggak panas kalau lesehannya penuh," lanjut pria dua anak itu.

Baca juga: Langgengnya Usaha Kedai Kopi Es Tak Kie, Dikelola Turun-temurun Selama Seabad

Ke depannya, Agus berharap bisa mengembangkan bisnisnya dan pindah ke tempat yang lebih aman sehingga pelanggannya dapat makan dengan nyaman.

"Ada rencana untuk punya tempat yang lebih besar, tapi masih proses," imbuh Agus.

Sebagai informasi, Pancong Yaya memiliki berbagai jenis topping, mulai dari cokelat, keju, selai buah, nutella, dan masih banyak lagi. Ia juga menyediakan roti dan pisang panggang, serta mi instan dan minuman ringan.

Harganya bervariasi mulai dari Rp 4.000 sampai Rp 30.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Megapolitan
KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya 'Black Box'

KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya "Black Box"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com