Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Pasar Kebon Kembang Bogor Selalu Tolak Relokasi karena Takut Sepi Pembeli

Kompas.com - 01/03/2024, 09:36 WIB
Ruby Rachmadina,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Upaya penataan Pasar Kebon Kembang Bogor selalu gagal dari tahun ke tahun akibat pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di lokasi sekitar menolak ketika diberi opsi relokasi.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Bogor Agustian Syach mengatakan, banyak pedagang yang enggan dipindahkan karena takut dagangannya sepi pembeli.

Selama ini, para pedagang juga sudah terbiasa menjajakan dagangannya di pedestrian selama bertahun-tahun.

“Mereka sudah terbiasa dengan ritme di sana. Merubah habit karakter mereka lagi, mereka enggak mau,” ujar Agustian Syach saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/2/2024).

Baca juga: Jadi Biang Macet, Wilayah Pasar Kebon Kembang Mulai Ditata

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mencoba menata kembali kawasan perniagaan tersebut pada 2024.

Nantinya, Pemkot Bogor akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan para PKL untuk rencana relokasi.

Agustian mengatakan, pihaknya terbuka menerima masukan dari para PKL.

Ia berupaya keras bagaimana agar tercipta kondisi Pasar Kebon Kembang yang aman, nyaman, dan kondusif.

Baca juga: Penataan Pasar Kebon Kembang dan Alun-alun Bogor Terkendala PKL yang Enggan Direlokasi

“Kita menjaga situasi Kota Bogor, jadi sebisa mungkin kita maksimalkan. Kita persuasif ke para pedagang supaya mereka mau,” ujarnya.

Rencananya, para PKL yang mayoritas berjualan makanan dan buah-buahan bakal digabung untuk kemudian dipindahkan secara tertata di Jalan Nyi Raja Permas.

Lokasi ini di nilai strategis karena terletak tak terlalu jauh dari tempat PKL terbiasa berjualan.

“Kita dapat tempat yang mungkin bisa diterima pedagang. Tempat itu tidak terlalu jauh dari tempat berjualan awal mereka,” ujarnya.

Baca juga: Lika-liku Pemkot Bogor Lakukan Penataan Pasar Kebon Kembang yang Selalu Gagal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com