TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Orangtua A (17), yakni W, mengungkapkan bahwa kondisi anaknya berangsur membaik usai hampir satu bulan menjadi korban perundungan SMA swasta di Serpong.
“Kondisi anak saya membaik, luka-luka sudah mulai kering, sudah sembuh, memar-memar sudah mulai hampir tak terlihat,” kata W saat ditemui di Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: Curhat Ibu Korban Perundungan SMA di Serpong: Anak Tutup Diri dan Sering Menangis
Kendati demikian, kondisi mental A belum membaik. Korban terkadang menangis apabila teringat kejadian kelam tersebut.
“Kadang-kadang dia akan merasa. Pada saat sendiri, ada saatnya dia pengin menangis, ada saatnya dia ingin kunci pintu ke kamar,” ungkap W.
Oleh karena itu, W meminta tolong kepada teman terdekat A untuk datang ke rumah agar anaknya itu tidak merasa sendiri.
“Biasanya, kalau sudah ada teman, dia merasa lebih punya teman buat lebih bicara, bercanda, gitu ya. Ketika ada temannya, dia bercanda, seperti biasa, bicara gitu kan, cuma ada saatnya dia tuh masih tertutup sekali,” tutur W.
Di sisi lain, W menceritakan bagaimana ia berkomunikasi dengan A saat buah hatinya itu berada dalam kondisi rentan.
Baca juga: Kemen PPA Upayakan Diversi untuk Pelaku Perundungan SMA Swasta di Serpong
“Seperti, ‘kamu kenapa, nak?', gitu, ‘apa yang kamu takuti?' gitu. 'Mama, takut', kata dia, 'aku masih takut, mama enggak tahu sih'. Katanya, 'kalau mama speak up semua. Itu nanti efeknya buat aku bagaimana?'. Seperti itu, masih banyak tekanan,” ujar W.
“(A juga bilang) 'Mama tahu, aku sudah digebukin, terus, sekarang aku di media sosial dikata-katain. Mami dikatain, papi dikatain, semua dikata-katain’,” tambah dia.
Oleh karena itu, mental anak W drop akibat hujatan-hujatan dari media sosial. Alhasil, A kerap bertanya-tanya kepada ibundanya.
“(Anak saya bilang) ‘kok enggak ada yang percaya sama aku?', gitu. Lebih, ‘kenapa aku di kata-katain sama teman-temannya mereka? Sama mereka’. Itu sih yang ada di pikiran anak saya sekarang,” kata W.
Untuk diketahui, Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan menetapkan E (18), R (18), J (18), dan G (18) sebagai tersangka atas kasus perundungan terhadap A.
Baca juga: Tak Terima Diadukan ke Saudara Korban, Siswa SMA di Serpong Lakukan Bullying untuk Kedua Kalinya
Dalam kesempatan tersebut, polisi juga mengumumkan bahwa ada delapan orang ditetapkan sebagai anak yang berkonflik dengan hukum (ABH).
Sebanyak 12 pelaku yang terlibat dalam kasus perundungan ini diduga melakukan kekerasan terhadap A sebanyak dua kali, yakni 2 Februari 2024 dan 13 Februari, di sebuah warung belakang sekolah yang dikenal dengan nama “Warung Ibu Gaul”.
Sebagai informasi, kasus ini mencuat setelah salah satu akun di media sosial X, @BosPurwa, menuliskan twit dugaan perundungan oleh "Geng Tai" di SMA Binus School di Serpong terhadap salah seorang siswa.
Unggahan itu mengungkapkan bahwa korban dirundung oleh senior atau kakak tingkatnya yang memiliki kelompok “Geng Tai”.
Sementara perundungan dilakukan terhadap anggota baru yang akan bergabung. Korban dipaksa membelikan sesuatu yang diminta seniornya.
Baca juga: 12 Orang Terlibat Kasus Perundungan Siswa SMA di Serpong: 4 Ditetapkan Tersangka dan 8 ABH
Selain itu korban juga mendapatkan kekerasan fisik, misalnya dicekik, diikat di tiang bahkan dipukul dengan kayu.
“Dan ngerinya lagi sampai disundut rokok,” seperti dikutip Kompas.com dari akun X @BosPurwa.
Akun tersebut pun meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan kasus perundungan di sekolah swasta tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.