Kondisi ini membuat ruas Jalan Raya Pasar Minggu dari arah Kalibata menuju Tanjung Barat selebar tiga meter ini menjadi terpangkas.
Padahal, ada rambu lalu lintas dilarang setop yang terpasang di sebelah kiri Jalan Raya Pasar Minggu.
Oleh karena itu, terkadang, arus lalu lintas menjadi tersendat, dan bunyi klakson dari para pengendara bersahutan.
Masih berdasarkan pengamat Kompas.com, salah satu pengendara melawan arus ada yang kesal karena ojek pangkalan yang “ngetem” di pinggir jalan.
Dengan wajah kesal, ia sempat mengumpat lalu pergi ke arah Jalan Masjid Al-Makmur.
Sementara, para pengendara motor atau mobil yang tidak melawan arus hanya bisa mengklakson dan menggelengkan kepala melihat tingkah mereka.
Baca juga: Semerawutnya Lalu Lintas di Persimpangan Pasar Minggu akibat Banyak Pelanggar
Kompas.com juga memantau kondisi jalan dari pos pantau polisi lalu lintas.
Pos tersebut berdiri di persimpangan Pasar Minggu, sehingga dapat melihat dari segala arah untuk para pengendara yang melanggar lalu lintas.
Sejak kami tiba sampai meninggalkan lokasi, tidak ada satu pun polisi lalu lintas atau petugas Dinas Perhubungan yang hadir untuk berjaga di persimpangan Pasar Minggu.
Pos pantau berkelir biru yang memiliki logo Polisi Lalu Lintas, Polda Metro Jaya, dan Polri, ini tak berpenghuni.
Sjumlah pengguna transportasi umum terkadang singgah secara bergantian untuk berteduh dari teriknya matahari.
Namun, ada saat di mana beberapa perempuan tiba di pos pantau tersebut. Secara bergantian, mereka menerima uang recehan dari para sopir angkot yang melintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.