Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Surahman Jadi Pemulung di Bantargebang, Cari Limbah Kresek demi Rp 300 Per Kilogram

Kompas.com - 06/03/2024, 09:46 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Surahman (35) sudah bekerja sebagai pemulung yang mencari limbah plastik keresek sejak akhir 2013 di Tempat Pengelolaan Sampan Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi.

Surahman menghidupi empat orang anggota keluarga yang terdiri dari istri dan tiga anaknya dari hasil menjual limbah kresek yang dihargai Rp 300 per kilogram.

"Nyari limbah keresek. Jadi saya pilih, terus dimasukkin ke karung, saya kilo (jual). Sekarang harganya enggak sesuai apa yang kita makan (pengeluaran), untuk harga sekarang itu Rp 300 rupiah per kilo," kata Surahman saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (5/3/2024).

Walaupun penglihatannya tidak lagi normal akibat sering terpapar debu dan kotoran, Surahman tetap getol bekerja meski hanya mendapat Rp 30.000 sehari.

"Jadi saya kalau pengin Rp 30.000 sehari itu harus satu kuintal," kata dia.

Baca juga: Kisah Surahman, 10 Tahun Jadi Pemulung di TPST Bantargebang sampai Penglihatan Rabun

Jika cuaca sedang mendukung dan semangatnya sedang membara, ayah tiga anak itu bisa mengumpulkan 3 kuintal limbah plastik.

"Sehari saya dapat 3 kuintal, tergantung cuaca, hujan, panas, mata saya kan sudah enggak normal. Sehari Rp 60.000 atau Rp 80.000, yang penting saya enggak patah semangat," imbuhnya.

Surahman mengaku bahwa pendapatnya sebagai pemulung tidak menentu. Dalam sebulan, terkadang ia mengumpulkan penghasilan kotor Rp 3 juta.

"Enggak tentu, kadang Rp 3 juta, tergantung kitanya gimana kerjanya. Tapi itu (pendapatan) kotor, bersihnya paling Rp 1 juta, Rp 800.000," ucapnya.

Surahman mengatakan, di zaman yang serba mahal, uang Rp 1 juta rasanya tidak cukup memenuhi kebutuhan empat anggota keluarga.

Baca juga: Potret Rakyat Kecil yang Murung di Kampung Gembira Gembrong...

Karena itu, Surahman juga menyambi kerja serabutan. Dia menerima pekerjaan jika ada yang ingin menggunakan jasanya.

"Kalau saya serabutan juga, ada teman minta tolong bantuin kerja naikkin barang (ke truk) ayuk. Itung-itung buat jajan bocah," katanya seraya tersenyum.

Meski hidup pas-pasan, Surahman tetap bersyukur diberikan nikmat kesehatan dan pekerjaan yang kadang dianggap sebelah mata.

"Ya saya jalani saja dengan senang hati, enggak pernah ngeluh walau saya pemulung," tutur Surahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com