Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Klaim Harga Beras Masih Tinggi karena Hasil Panen Petani Terbatas

Kompas.com - 06/03/2024, 15:32 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim harga beras belum dapat terkendali dengan maksimal, karena terdampak keterbatasan hasil produksi dari pihak produsen.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menjelaskan, faktor anomali cuaca yang terjadi saat ini mengakibatkan berkurangnya hasil panen.

Kondisi ini kemudian berdampak pada kenaikan harga beras, seiring dengan naiknya biaya produksi yang dirasakan produsen.

Baca juga: DPRD Heran Pemprov DKI Tak Kunjung Berhasil Tekan Harga Beras

“Siklus panen padi juga sudah masuk masa paceklik dan terjadi pergeseran masa tanam yang harusnya September jadi Desember,” ujar Pamrihadi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Di samping itu, kata Pamrihadi, jumlah penggilingan beras di daerah juga mengalami penambahan. Namun, kondisi ini tidak berjalan beriringan dengan jumlah lahan pertanian, maupun hasil panen para petani.

“Akibatnya para penggiling berebut gabah dan akhirnya memicu kenaikan harga jual beras,” kata Pamrihadi.

Komisi B DPRD DKI Jakarta mengaku heran dengan harga beras di Ibu Kota yang tak kunjung terus, meski pemerintah provinsi mengklaim sudah berupaya mengendalikan.

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengungkapkan, dirinya masih mendapatkan keluhan dari warga di sekitar rumahnya soal mahalnya harga beras.

“Tadi pagi lewat ibu-ibu di depan rumah gua. Bilang ‘Bu, ini beras kenapa enggak turun-turun sih ini saya beli Rp 15.000 per liter' ke saya,” ujar Wa Ode Herlina saat rapat bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) di Gedung DPRD DKI Jakarta , Rabu (6/3/2024).

Kondisi ini, kata Wa Ode, berbeda dengan penjelasan jajaran Dinas KPKP, yang didampingi oleh petinggi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor pangan.

Dalam rapat tersebut, jajaran Dinas KPKP, Pasar Jaya, Dharma Jaya, dan Food Station, memaparkan sejumlah upaya untuk menekan harga bahan pokok di pasaran.

Baca juga: Pemprov DKI Libatkan Satgas Pangan buat Pantau Stok dan Harga Beras Jelang Ramadhan 2024

Langkah penambahan stok beras premium ke ritel modern, hingga pelaksanaan program pasar sembako murah, diklaim dapat menekan harga bahan pokok di pasaran secara perlahan.

“Terbalik lho ibu, bapak dengan kondisi di bawah itu. Jadi maksud saya ini apa ya, yang dipaparin sama kenyataannya berbeda. Makanya tadi saya tanyain langkah taktis apa nih yang bisa kita lakukan,” kata Wa Ode.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan, informasi harga beras yang dia dapatkan dari masyarakat sudah mencapai Rp 18.000 per kilogram.

Kondisi ini membuat resah masyarakat, sebab berdampak pada kenaikan harga bahan pokok lainnya.

“Ada semacam keresahan di masyarakat terkait dengan harga pangan secara umum, tidak hanya khusus DKI dan ini perlu dijelaskan secara lengkap ke masyarakat karena keresahan ini sudah terjadi beberapa bulan kemarin,” kata Ismail.

Baca juga: Pemprov DKI Masih Berupaya Stabilkan Harga Beras di Pasaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com