JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mencoba peruntungan baru, misalnya berdagang takjil.
Setidaknya, ini yang dilakukan oleh warga Duren Sawit, Jakarta Timur, bernama Gita (17) dan Rizal (55).
Hari pertama puasa, yakni Selasa (12/3/2024), merupakan, "debut" mereka berjualan takjil di Jalan Jalan Teratai Putih Raya kawasan Pasar Perumnas Klender.
Untuk Gita, sehari-hari ia dan dua temannya menjual makanan di sekolah mereka.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Pedagang Makanan di Sekolah Ini Coba Peruntungan Jual Takjil
"Enggak jualan setiap bulan Ramadhan, baru kali ini. Biasanya jualan mochi di sekolah ke teman-teman, harganya Rp 5.000," ungkap Gita di lokasi, Selasa.
Karena sekolahnya sedang libur, mereka bertiga mencoba peruntungan dengan berjualan takjil.
Sebab, mereka perlu uang untuk jajan sehari-hari selain untuk ditabung. Diliburkannya sekolah membuat Gita dan dua temannya tidak mendapat pemasukan.
Senada dengan Gita, Rizal (55) juga baru pertama kali berjualan takjil. Sehari-hari, ia berjualan di kantin sebuah kampus.
"Setiap bulan Ramadhan enggak jual takjil begini karena saya jualan di kantin kampus. Cuma karena lagi libur, jadinya sekarang jualan takjil," terang Rizal di lokasi, Selasa.
Baca juga: Tarik Pelanggan Anak Muda, Pedagang di Klender Jual Makanan Kekinian untuk Takjil
Di kantin tersebut, ia menjual mochi, beragam jajanan, dan dimsum.
Namun, ia hanya menjual mochi dan beragam jajanan sebagai takjil.
"Dimsum ribet dijual di sini karena di pinggir jalan. Harus bawa kompor, meja, dan lain-lain. Jadi saya jualnya yang beginian saja," Rizal berujar.
Biasanya, jenis takjil yang umum dijual para pedagang saat bulan puasa adalah kolak pisang, es timun suri, sup buah, atau biji salak.
Namun, beda halnya dengan Gita dan Rizal. Mereka menjual makanan kekinian sebagai takjil.