Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelajar Berjualan Takjil Kekinian Saat Ramadhan Bermodal Resep dari FYP Tiktok

Kompas.com - 13/03/2024, 06:53 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mencoba peruntungan baru, misalnya berdagang takjil.

Setidaknya, ini yang dilakukan oleh warga Duren Sawit, Jakarta Timur, bernama Gita (17) dan Rizal (55).

Hari pertama puasa, yakni Selasa (12/3/2024), merupakan, "debut" mereka berjualan takjil di Jalan Jalan Teratai Putih Raya kawasan Pasar Perumnas Klender.

Untuk Gita, sehari-hari ia dan dua temannya menjual makanan di sekolah mereka.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Pedagang Makanan di Sekolah Ini Coba Peruntungan Jual Takjil

"Enggak jualan setiap bulan Ramadhan, baru kali ini. Biasanya jualan mochi di sekolah ke teman-teman, harganya Rp 5.000," ungkap Gita di lokasi, Selasa.

Karena sekolahnya sedang libur, mereka bertiga mencoba peruntungan dengan berjualan takjil.

Sebab, mereka perlu uang untuk jajan sehari-hari selain untuk ditabung. Diliburkannya sekolah membuat Gita dan dua temannya tidak mendapat pemasukan.

Senada dengan Gita, Rizal (55) juga baru pertama kali berjualan takjil. Sehari-hari, ia berjualan di kantin sebuah kampus.

"Setiap bulan Ramadhan enggak jual takjil begini karena saya jualan di kantin kampus. Cuma karena lagi libur, jadinya sekarang jualan takjil," terang Rizal di lokasi, Selasa.

Baca juga: Tarik Pelanggan Anak Muda, Pedagang di Klender Jual Makanan Kekinian untuk Takjil

Di kantin tersebut, ia menjual mochi, beragam jajanan, dan dimsum.

Namun, ia hanya menjual mochi dan beragam jajanan sebagai takjil.

"Dimsum ribet dijual di sini karena di pinggir jalan. Harus bawa kompor, meja, dan lain-lain. Jadi saya jualnya yang beginian saja," Rizal berujar.

Takjil kekinian dari resep Tiktok

Kawasan Pasar Perumnas Klender di Duren Sawit, Jakarta Timur, ramai pemburu takjil, Selasa (12/3/2024).kompas.com / Nabilla Ramadhian Kawasan Pasar Perumnas Klender di Duren Sawit, Jakarta Timur, ramai pemburu takjil, Selasa (12/3/2024).

Biasanya, jenis takjil yang umum dijual para pedagang saat bulan puasa adalah kolak pisang, es timun suri, sup buah, atau biji salak.

Namun, beda halnya dengan Gita dan Rizal. Mereka menjual makanan kekinian sebagai takjil.

Takjil yang dijual Gita dan dua temannya adalah lumpia kering berisi mi, daun bawang, dan telur.

Baca juga: Harga Bahan Baku Naik, Pedagang Takjil Pasar Benhil Pilih Tak Naikkan Harga

Kemudian, ada puding buah rasa melon dan mangga. Masing-masing dilengkapi topping berupa whipped cream dan potongan stroberi.

Makanan kekinian itu dijual seharga Rp 5.000 untuk sekotak lumpia kering isi dua dan Rp 8.000 untuk puding buah.

Gita menuturkan, ia dan dua temannya sengaja menjual makanan kekinian sebagai takjil.

Sebab, mereka ingin menggaet minat pelanggan sesusia mereka untuk jajan di lapak tersebut.

"Biasanya kan takjil bukan makanan begini, tapi karena resepnya lewat di FYP (For You Page) TikTok jadinya tertarik. Makanan viral istilahnya. Mau nyoba aja jualan ini, siapa tahu ada anak-anak seumuran kami yang tertarik beli," terang dia.

Baca juga: Hari Pertama Puasa, Warga Ramai Berburu Takjil di Pasar Perumnas Klender

Sementara Rizal menjual mochi untuk memperluas pasarnya ke anak-anak muda.

Ia tidak menampik, mochi tidak dapat disebut sebagai makanan kekinian. Sebab, mochi sudah ada sejak lama di Indonesia.

Ditambah lagi, kudapan itu adalah makanan khas Sukabumi dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda daerah tersebut.

"Mochi dari zaman dulu sebenarnya sudah ada, cuma sekarang isinya lebih dimodifikasi," ungkap Rizal.

Mochi tradisional hanya memiliki rasa kacang, sementara mochi masa kini isiannya lebih bervariasi. Misalnya saja, mochi berisi selai coklat atau matcha, oreo, bahkan keju.

"Dulu rasa kacang saja, rasa original. Sekarang variatif dan disebut kekinian karena di mall ramai yang jual," tutur Rizal.

Rizal menjual dua jenis mochi, yakni mochi original seharga Rp 7.000 dan mochi kekinian seharga Rp 8.000.

Mochi original dijual dalam kemasan satu kotak berisi lima mochi berukuran kecil, sementara mochi kekinian berisi satu mochi.

Mochi kekinian yang Rizal jual memiliki rasa yang variatif, salah satunya berisi selai coklat dengan potongan buah stroberi.

Sementara camilan yang juga dijual Rizal sebagai takjil adalah kacang Bogor, sale pisang, bakso goreng (basreng), dan kacang telur.

Harganya adalah Rp 7.500 untuk sebungkus camilan, dan Rp 15.000 untuk dua bungkus camilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Megapolitan
Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com