Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Tangsel Mencapai 302 Pasien dalam 3 Bulan

Kompas.com - 23/03/2024, 11:59 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada 302 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di tujuh kecamatan sejak Januari hingga Maret 2024.

"Data kasus DBD Maret 2024 mencapai 302 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel Allin Hendalin saat dikonfirmasi pada Sabtu (23/3/2024).

Baca juga: Ngerinya Kasus DBD di Jakarta, 1.102 Orang Terjangkit dalam Sebulan

Berdasarkan data itu, DBD di Tangsel meningkat 101 kasus, dari yang sebelumnya 201 kasus sejak Januari sampai 27 Februari 2024.

Namun, Allin mengeklaim kasus DBD di Kota Tangsel mengalami penurunan apabila melihat tren mingguan dari bulan Februari ke Maret 2024.

"Laporan kasus per minggu, cendereng turun. Untuk laporan mingguan itu kami rilis tiap hari minggu," kata Allin.

Ia memastikan, kasus DBD di Tangsel hingga kini masih terkendali.

Dinkes tengah melakukan upaya untuk menekan angka kasus DBD, salah satunya mengajak masyarakat bersih-bersih lingkungan.

Baca juga: Kasus DBD di Jaksel Melonjak, Dua Kali Lebih Banyak Dibandingkan Tahun Lalu

"Paling tidak bagaimana kita bisa menekan dan jangan sampai ada kematian saja. Sekarang aman (belum ada). Kematian ini kan biasanya karena keterlambatan orang menyadari bahwa itu DBD kan," kata Allin.

Allin sebelumnya mengatakan, penyakit DBD menyerang warga Tangsel yang berusia 15 hingga 49 tahun.

"Meningkatnya itu di bulan Februari. Pada tahun lalu itu juga sama, bulan Januari sampai Februari," ujar Allin, Jumat (1/3/2024).

Peningkatan kasus DBD di Tangerang Selatan pada Februari 2024 diduga karena musim hujan bersamaan dengan periode nyamuk aedes aegypti berkembang biak.

Guna mencegah peningkatan kasus DBD yang berlanjut, Pemkot Tangsel akan mengerahkan juru pemantau jentik (jumantik) di wilayah ke setiap rumah warga.

Baca juga: 627 Warga Jakarta Terjangkit DBD, Diprediksi Terus Bertambah hingga Mei 2024

Selain itu, Allin meminta kepada masyarakat untuk menerapkan 3M Plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang tak terpakai.

"Jadi masyarakat punya kesadaran sendiri untuk bisa melakukan yaitu 3M plus di rumahnya masing-masing. Itu dilakukan secara berkala," ucap Allin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com