Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sukacita hingga Rasa Kecewa di Istana...

Kompas.com - 11/04/2024, 08:39 WIB
Xena Olivia,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut Idul Fitri 1445 Hijriah, Presiden Joko Widodo menggelar open house di Istana Merdeka, Rabu (10/4/2024).

Masyarakat menyambutnya dengan antusias. Tak sedikit dari mereka berbondong-bondong mengantre di depan gerbang kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jalan Majapahit, Jakarta Pusat, sejak subuh.

Hingga pukul 09.30 WIB, antrean mengular panjang dari gerbang Kemensetneg hingga ke tikungan Jalan Ir H Juanda. Panjangnya lebih dari 200 meter.

Di tengah terik, mereka bertahan dengan antusiasme dan harapan untuk bisa bertemu orang nomor satu di Indonesia. 

Baca juga: Cerita Warga Rela Antre Hadiri Open House Jokowi, Sebut Momen Terakhir Bertemu sebagai Presiden

Bagi mereka, ajang open house itu menjadi kesempatan terakhir untuk bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi sebelum lengser dari jabatannya.

Aulia Rahmat (33) asal Karawaci, Tangerang, datang bersama istrinya, Hilda Puspita (30) dan kedua anak laki-lakinya. Ia datang ke sana sebagai pengganti rindu dengan keluarga.

"Menjelang Pak Jokowi mau habis masa jabatan. Ingin dapat kesempatan bertemu," ujar Rahmat. 

Sementara itu, Moses Manulang (45) asal Bandung telah menjadi pendukung Jokowi sejak lama. Ia rela menempuh perjalanan 2,5 jam menggunakan mobil demi datang ke open house ini. Bahkan, ia sempat salah tempat ke Istana Bogor.

"Saya adalah salah satu pendukung Pak Jokowi dan saya salut dengan beliau. Saya selalu berusaha cari momen untuk ketemu, tapi susah. Sekarang karena momen terakhir, saya manfaatkan. Enggak setiap hari juga Istana dibuka untuk rakyat," tutur Moses. 

Baca juga: Cerita Rahmat dan Hilda, Datang ke “Open House” Jokowi untuk Obati Sedih Tak Bisa Mudik

 

Sukacita di Istana

Masyarakat yang datang hadir dari berbagai kalangan. Mayoritas warga yang hadir datang menggunakan baju batik. Namun, ada juga yang menggunakan pakaian kasual dan sederhana.

Seorang wanita yang mengaku pemulung, Hana (56), datang dari Bekasi menggunakan celana pendek dan kaos oblong hitam.

Ia merupakan salah satu warga yang berhasil masuk dan bersalaman dengan Presiden Jokowi.

Saat dihampiri, ia baru saja keluar dari gerbang Kemensetneg. Tangan kirinya menggotong karung di pundak, sementara tangan kanannya menggenggam tas kain berisi paket sembako yang diberikan oleh pihak panitia.

"Saya salaman sama Pak Jokowi. Saya bilang, terima kasih. Semoga presidennya seperti dia lagi," kata Hana yang kemudian mendapatkan paket sembako. 

Wanita yang mengaku pemulung asal Bekasi, Hana (56), saat diwawancarai di depan gerbang kantor Kemensetneg, Jakarta, Rabu (10/4/2024).KOMPAS.com/XENA OLIVIA Wanita yang mengaku pemulung asal Bekasi, Hana (56), saat diwawancarai di depan gerbang kantor Kemensetneg, Jakarta, Rabu (10/4/2024).

Baca juga: Berhasil Ikut Open House Jokowi, Pemulung Asal Bekasi: Senang Banget

Menurut dia, bisa bertemu orang nomor satu di Indonesia merupakan peristiwa yang lebih membahagiakan ketimbang mendapatkan paket sembako.

"Saya bersyukur, senang sekali. Yang penting bukan sembakonya, tapi ketemu Jokowinya," kata Hana.

 

Kekecewaan di luar Istana

Di balik antusiasme dan bahagia warga yang berhasil bertemu mantan Wali Kota Solo itu, ada emosi yang memuncak ketika harus berjuang melewati gerbang Kemensetneg.

Antrean yang telah terbentuk sejak tubuh itu berujung kusut dan semrawut. Lantaran, ada segelintir orang yang malah memotong antrean. Sehingga, ada banyak warga yang tidak terima dan berujung saling adu mulut. 

"Woy! antre woy!" teriak warga.

"Jangan motong jalan dong! Antre dari belakang!" teriak mereka lagi. 

Warga berebut masuk menuju open house Presiden Jokowi di gerbang Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2024).KOMPAS.com/XENA OLIVIA Warga berebut masuk menuju open house Presiden Jokowi di gerbang Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2024).

Ada pula yang mencibir orang-orang yang memotong antrean itu. "Kalah lu sama bebek!" seru salah seorang warga.

Seketika, suasana antrean mendadak riuh rendah. Seruan-seruan itu membuat orang-orang yang memotong antrean tidak terima. Mereka terlibat adu mulut.

"Ibu enggak perlu jadi provokator," ujar salah seorang pria yang ikut memotong antrean.

Setelah insiden tersebut, lajur antrean memasuki Istana jadi bertambah. Dari yang tadinya hanya dua lajur, kini bertambah satu lajur lagi di arah yang berlawanan.

Orang-orang yang mengantre di jalur kedua didominasi mereka yang baru datang dan 'emoh' mengantre di dua lajur pertama karena jauh ke belakang. 

Baca juga: Open House Jokowi Diwarnai Kekisruhan Warga yang Mengantre, Istana Minta Maaf

Ketika gerbang terbuka lebar, masyarakat buru-buru masuk ke dalam sambil berdesakkan. Antrean yang semula rapi dan teratur menjadi buyar. Bahkan, segelintir orang yang tadinya tidak berada dalam antrean mengambil kesempatna untuk masuk.

Beberapa waktu kemudian, Paspampres menutup lagi gerbang menuju Istana. Sontak, warga yang belum mendapat kesempatan masuk mengeluh kecewa.

Bahkan, ada yang sambil marah dan menggerutu. Mereka jadi ragu dan bersiap pulang.

"Apaan salaman sama rakyat, jangankan salaman. Masuk aja susah," gerutu salah satu warga yang kesal.

Sekitar pukul 11.42 WIB, masih ada cukup banyak orang yang berkerumun di depan gerbang.

Di bawah terik matahari yang menyengat, mereka masih menyimpan harapan untuk bisa bersilaturahmi dengan sang Presiden. 

Baca juga: Momen Jokowi dan Prabowo Bersalaman Saat Open House di Istana

Tetapi sayang, hingga open house berakhir sebagian besar warga yang mengantre harus menelan kekecewaan tidak bisa bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi. 

Adapun, Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden, Yusuf Permana telah menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa mengakomodasi kehadiran seluruh masyarakat.

"Kami mohon maaf apabila tidak dapat mengakomodasi semua kehadiran masyarakat," ujar Yusuf kepada wartawan, Rabu.

"Tentu saja hal tersebut akan menjadi evaluasi bagi kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com