Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Kompas.com - 19/04/2024, 07:37 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja mendayung sampan di atas perairan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara sempat jadi profesi yang menjanjikan bagi perantau asal Sulawesi Selatan bernama Bakar (77).

Namun, kondisi saat ini justru berbanding terbalik, untuk mencari sesuap nasi saja dari pendapatannya mendayung sampan kini sangat sulit bagi Bakar dan mendekatkannya dengan lubang kemiskinan yang ekstrem.

Bakar menetap di Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 1962. Awalnya, ia bekerja sebagai salah seorang anak buah kapal (ABK) di kapal pelayaran yang sering bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Baca juga: Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

"Dulu saya berlayar ikut kapal, terus turun di Pelabuhan Sunda Kelapa, dan akhirnya mutusin buat narik sampan hingga saat ini," ucapnya ketika berbincang dengan Kompas.com di lokasi pada Rabu (17/4/2024).

Masa jaya

Sekitar tahun 1971 hingga 1972, menjadi masa jaya Bakar dan tukang ojek sampan lainnya di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Saat itu, banyak sekali orang yang berminat naik sampan hingga membuat pendapatan Bakar melonjak tinggi.

"Saya jaya sekitar tahun 1971 - 1972, itu lagi ramai-ramainya orang naik sampan, lumayan itu pendapatannya," ujar bakar ketika berbincang dengan Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang untuk Makan

Dari jerih payahnya mendayung sampan, pria paruh baya ini bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tapi, Bakar juga bisa membangun rumah yang layak untuk singgah anak dan istrinya hingga saat ini.

Selain itu, Bakar juga menggunakan hasil pendapatannya mendayung sampan di Jakarta untuk menyekolahkan ketujuh anak-anaknya.

Dua dari ketujuh anak Bakar, bisa ia biayai sekolah hingga lulus menjadi seorang sarjana.

Bakar juga menggunakan pendapatannya yang saat itu tengah meroket untuk membantu biaya pernikahan anak-anaknya.

Baca juga: Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Dekat lubang kemiskinan ekstrem

Namun, seiring berjalannya waktu, masa kejayaan Bakar menjadi tukang ojek sampan berlalu.

Kini, Pelabuhan Sunda Kelapa sudah jarang sekali didatangi wisatawan baik lokal atau pun asing.

Minimnya wisatawan yang datang, membuat pendapatan Bakar dan tukang ojek sampan lainnya menurun drastis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com