Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Kompas.com - 19/04/2024, 07:37 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Bakar mengaku, kondisi ini semakin diperparah sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada tahun 2019. Di mana pada saat itu, aktivitas masyarakat dibatasi terutama untuk berwisata.

Kalau dulu, pendapatan Bakar bisa digunakan untuk membangun rumah, kini untuk mendapatkan sebungkus makanan saja sulit.

Baca juga: Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu Video Call Setiap Hari?

Bakar mengaku, pendapatannya sebagai seorang ojek sampan kini tidak menentu. Terkadang ia mendapatkan uang sebesar Rp 100.000 sehari.

Namun, setelah itu berhari-hari tidak mendapatkan penumpang lagi.

Saat Kompas.com berkunjung ke sana pada Rabu (17/4/2024), Bakar mengaku sudah empat hari tidak mendapatkan penumpang.

Dengan mata penuh harap, Bakar setia menanti wisatawan yang ingin mencoba jasa paket wisatanya berkeliling perairan Sunda Kelapa dengan naik sampan.

Apabila tak dapat penumpang, mau tidak mau ia harus mengutang makanan demi bisa mengatasi perutnya yang keroncongan.

"Makan, kita ngutang-ngutang dulu lah ke tukang-tukang jualan, kalau ada uang baru bayar," sambungnya.

Pendapatan Bakar dari hari ke hari semakin menurun berpotensi dekatkan ia dengan lubang kemiskinan yang ekstrem.

Baca juga: Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Menurut Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem adalah penduduk yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuan hidup sehari-hari tidak lebih dari Rp 10.739.

Sementara Bakar, bisa berhari-hari tidak mendapatkan penumpang dan uang, sehingga kondisinya kini bisa dibilang sangat dekat dengan lubang kemiskinan yang ekstrem.

Meski begitu, semangat Bakar untuk mencari rezeki dengan sampan kesayangannya tetap terus berkobar.

"Meski narik sampan sepi ya sudah kita sabar-sabar aja," tuturnya.

Becek dan debu di Pelabuhan Sunda Kelapa

Salah satu penyebab utama pendapatan Bakar dan tukang ojek sampan lainnya menurun adalah karena minimnya wisatawan yang datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa.

Hal itu disebabkan karena kondisi Pelabuhan Sunda Kelapa yang kini tidak seperti dulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com