Golok curian itu disimpan di atas tumpukan tabung gas tiga kilogram untuk menghindari perasaan curiga dari AH.
Pada Jumat sekitar pukul 15.30 WIB, Faizal yang baru saja tidur dibangunkan sang paman karena ada pembeli yang belanja ke warung. Sementara itu, AH sedang makan mi ayam.
Melihat hal tersebut dan mengingat rasa sakit hati yang terpendam selama empat bulan, Faizal naik pitam.
"Padahal menurut pelaku satu (Faizal), yang seharusnya berjaga (melayani pembeli) adalah korban," jelas Titus.
Baca juga: Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat
Usai melayani pembeli, Faizal langsung mengambil golok dan membacok korban sebanyak empat kali.
"Satu kali bacokan dari arah belakang korban yang mengakibatkan luka robek pada leher belakang sebelah kanan," ungkap Titus.
Bacokan pertama pada leher belakang AH membuatnya terjatuh ke lantai dengan posisi telentang.
"Lalu dibacok lagi sebanyak tiga kali, yang menyebabkan luka robek pada tangan kiri, dan luka robek pada leher depan sehingga korban meninggal dunia," lanjut Titus.
Korban tidak bisa mengelak karena posisinya sedang membelakangi pelaku.
Setelah AH meninggal dunia, Faizal menutupi jasad korban menggunakan kasur lantai.
Kemudian, Faizal menemui Naedi yang sedang berada di toko roti donat yang lokasinya di seberang warung korban.
Baca juga: Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang
"Pelaku satu (Faizal) menemui pelaku dua (Naedi) dan memberi tahu 'sudah dikerjakan'. Pelaku dua merespons dengan mengacungkan jempol kanan," ungkap Titus.
Faizal menghampiri Naedi hanya untuk memberi tahu bahwa ia telah menjalankan "saran" dari karyawan rumah makan soto itu.
Titus mengatakan, Naedi tidak hanya mengacungkan jempolnya ketika menerima kabar kematian AH.
"Pelaku dua (Naedi) merespons dengan mengacungkan jempol kanan sambil senyum kepada pelaku satu," kata Titus.