Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Kompas.com - 27/05/2024, 12:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok disebut bakal maju sebagai calon gubernur (cagub) Sumatera Utara (Sumut) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Hal ini sedikit mengejutkan karena sebelumnya Ahok digadang-gadang bakal kembali maju dalam Pilkada Jakarta 2024.

Dugaan Ahok kembali mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jakarta menguat setelah dia beberapa kali membahas soal Jakarta di channel YouTube pribadinya @panggilBTP.

Baca juga: Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Namun, keputusan partai yang menaungi Ahok, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada akhirnya membuat peluang Ahok maju lagi di Pilkada Jakarta seolah sirna.

Disebut siap maju Pilkada Sumut

Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara (Sumut) Rapidin Simbolon menyebut Ahok siap diusung dalam Pilkada Sumut 2024.

Ahok dipersiapkan menjadi penantang menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Bobby Nasution yang disebut juga bakal maju berbekal usungan Partai Gerindra.

"Dengan Pak Ahok saya sudah dua kali berkomunikasi. 'Pak kalau Anda diterjunkan di Sumut siap enggak, siap enggak Pak Ahok?'" kata Rapidin menirukan pertanyaannya, ketika ditemui wartawan pada Sabtu (25/5/2024).

"'Kalau sudah partai yang instruksikan, jangankan Sumut, ke Papua juga saya siap'. Itu jawaban kader sejati," kata Rapidin menirukan jawaban Ahok.

Baca juga: PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Ahok mengaku ditawari maju Pilkada Sumut 2024

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ahok mengakui bahwa dirinya mendapatkan tawaran maju sebagai cagub Sumut pada Pilgub 2024.

"(DPD PDI-P Sumut) menawarkan dukungan maju," kata Ahok kepada Kompas.com, Sabtu.

Namun, Ahok tak mengonfirmasi soal pernyataan dirinya siap maju Pilgub Sumut 2024 sebagai kandidat usungan PDI-P seperti yang diklaim Rapidin Simbolon.

Ia menegaskan bahwa keputusan terkait kandidat yang akan maju di Pilkada 2024 belum terbit.

Meski begitu, Ahok menyampaikan terima kasih atas wacana pencalonan dirinya sebagai cagub Sumut oleh DPD PDI-P Sumut.

Akan tetapi, lagi-lagi ia menegaskan bahwa keputusan akhir ada pada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan dirinya hanya menunggu tugas.

Baca juga: Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Tak begitu paham soal Sumut

Saat ditanya awak media, Ahok mengaku masih asing dengan Sumut.

"Saya juga enggak gitu paham Sumut juga," kata Ahok setelah penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P, Minggu (26/5/2024).

"Saya enggak tahu, yang penting tugas saya buat bantu teman-teman yang ikut pilkada sebetulnya," ucap dia saat Kompas.com bertanya mengenai kesiapannya maju di Pilkada Sumut.

Selain itu, Ahok juga tak menjawab tegas mengenai peluang pencalonannya kembali di Pilkada Jakarta.

"Pokoknya prinsipnya saya bantu saja. Gitu saja. Bantu saja," jawab Ahok sambil tertawa dan berlalu.

Baca juga: Ahok: Saya Enggak Gitu Paham Sumut...

Harus tegak lurus dengan keputusan partai

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyebut Ahok harus tegak lurus dengan keputusan PDI-P, termasuk soal dirinya dicalonkan jadi cagub Sumut.

"Kalau melihat fatsun politik PDI-P semuanya serba penugasan. Jadi, semua kader harus tegak lurus dengan putusan partai. Jika Ahok diperintah di Sumut suka tak suka Ahok harus nurut. Jika menolak, nasib pencalonannya wassalam," jelas Adi kepada Kompas.com, Senin (27/5/2024).

Adi mengatakan, ada alasan tertentu yang membuat PDI-P menempatkan Ahok di Pilkada Sumut 2024 ketimbang di Jakarta.

Kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa saja menjadi acuan yang membuat PDI-P enggan memberikan tiket kepada Ahok maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

"Kenapa Ahok tak di Jakarta? Mungkin karena dua hal. Pertama Ahok pernah kalah di Jakarta. Kedua lawan yang kemungkinan dilawan relatif sangat kuat, seperti Ridwan Kamil dan Anies Baswedan," jelas Adi.

Baca juga: Ahok Ungkap Tugas dari Megawati

"Tapi publik memahami kenapa Ahok disebut di Sumut tentu sebagai upaya untuk melawan Bobby Nasution. Karenanya (PDI-P) butuh Ahok yang punya nama besar untuk melawan Bobby," Imbuhnya.

(Penulis: Vitorio Mantalean | Editor: Ihsanuddin, Icha Rastika, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com