Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Kompas.com - 27/05/2024, 19:46 WIB
Shela Octavia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kuasa hukum menyebut keluarga Vina Dewi Arsita atau Vina Cirebon mengalami trauma usai kasus pembunuhan Vina viral akhir-akhir ini.

Pengacara keluarga Vina, Putri Maya Rumantri mengatakan, kliennya mengalami trauma yang luar biasa bukan hanya karena teringat kembali pada peristiwa yang dialami Vina.

“Trauma ya sangat luar biasa, masih terus mengingat, mengingat kebiasaan vina, mengingat wajah vina, mengingat luka dan penyiksaan yang dialami oleh Vina,” ucap Putri saat memberikan keterangan di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Keyakinan Kuasa Hukum Vina, Percaya Pegi Perong yang Ditangkap Polisi adalah Sosok Pegi yang Asli...

Putri mengatakan, wajah dan kebiasaan Vina terus terngiang-ngiang di benak pihak keluarga.

Terlebih, akhir-akhir ini peristiwa pembunuhan Vina kembali viral dan menyebabkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Pemberitaan dan perbincangan Vina di tengah masyarakat seringkali menjadi beban pikiran pihak keluarga. Sebagai kuasa hukum, timnya selalu berusaha untuk menguatkan pihak keluarga.

“Ini kan viral terus, beritanya naik-naik terus sehingga banyak pihak yang pro dan kontra. Tentunya, mereka harus punya kekuatan. Jangan sampai mereka akhirnya putus (asa),” ujar Putri.

Untuk diketahui, selain peristiwa pembunuhan Vina yang kembali dibicarakan, hasil otopsi dan visum kedua korban, yaitu Vina dan teman lelakinya, Muhammad Rizky alias Eky, juga kerap dibahas kembali.

Berdasarkan temuan polisi, Vina disebutkan mengalami luka parah di bagian kepala, tubuh, dan kaki.

Baca juga: Tim Kuasa Hukum Keluarga Vina Akan Dampingi Linda Saat Diperiksa Polda Jabar

Dalam kunjungannya ke kantor Komnas HAM, tim kuasa hukum Vina juga telah menceritakan lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan Vina kepada sejumlah komisioner. Salah satu yang dibahas adalah penyidikan yang masih berlangsung.

Komnas HAM menerima laporan pengaduan dari pihak keluarga korban.

Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan dan Penyelidikan, Uli Parulian Sihombing menyampaikan, pihaknya ikut mendorong agar pihak keluarga bisa mendapatkan trauma healing.

Hal ini dinilai penting mengingat keluarga Vina termasuk dalam kategori kelompok rentan, yaitu anak dan perempuan.

Komnas HAM juga akan mendorong agar pihak keluarga Vina mendapat kepastian terkait dengan kompensasi dan restitusi, serta bantuan dari psikolog klinis.

Bantuan ini penting untuk membantu proses pemulihan keluarga korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com