JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok telah santer terdengar sejak beberapa waktu terakhir untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Mantan Bupati Bangka Belitung yang merupakan kader dari PDI-P itu digadang-gadang akan maju untuk menjadi bakal calon (bacalon) gubernur DKI pada Pilkada DKI 2024.
Sinyal untuk menjadi calon orang nomor satu di DKI kian menguat setelah Ahok membeberkan gagasan menyelesaikan permasalahan Ibu Kota dalam channel YouTube pribadinya.
Namun, meski belum ada kepastian pencalonan bacagub DKI, kini nama Ahok justru digadang-gadang dipersiapkan untuk maju pada Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024.
Baca juga: Bobby Nasution Tak Masalah Ahok Jadi Lawan di Pilkada Sumut
Pengamat politik, Ujang Komarudin, mengatakan, Ahok sulit untuk bertarung pada Pilkada DKI 2024 karena ada satu permasalahan masa lalu yang masih menjadi kontroversi.
"Ahok kalau di DKI agak berat, agak sulit. kenapa? di DKI itu kan Ahok pernah kalah. Lalu mohon maaf ya, dia juga pernah tersangkut kasus pidana. Ada sisi minus atau yang kurang dari pak ahok. itu sebagai sebuah kenyataan di politik," kata Ujang dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, dikutip Selasa (28/5/2024).
Menurut Ujang, Ahok juga harus berhadapan dengan nama-nama potensial yang disebut akan maju menjadi bakal calon orang nomor satu di Jakarta, salah satunya Anies Baswedan.
"Atau nanti lawan diendors atau yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju, ini juga agak berat, atau sulit untuk bisa memenangkan pertarungan di Jakarta," ucap Ujang.
Baca juga: Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut
Jalan terjal dan berliku juga menghadang Ahok jika tetap dimajukan oleh PDI Perjuangan pada Pilkada Sumut 2024. Bertarung untuk menduduki kursi nomor satu di Sumut dinilai akan lebih sulit dan kecil kemungkinan untuk menang.
"Di Sumut lebih parah lagi, karena di sana Pak Ahok kan tidak pernah bantu masyarakat Sumut, kemudian juga tidak ada ikatan emosional," kata Ujang.
Belum lagi, kata Ujang, Ahok akan berhadapan dengan mantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga digadang-gadang akan maju di Pilkada Sumut 2024 setelah tak lagi menjadi wali kota Medan.
Baca juga: Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan
Adapun Bobby sendiri saat ini telah bergabung ke Gerindra yang menjadi partai pemimpin dari momen Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Saya membacanya harus dimenangkan oleh kubu Koalisi Indonesia Maju. Artinya harus dimenangkan oleh pemerintah. Mereka tidak akan melepas itu," ucap Ujang.
"Makannya itu tadi di Sumut kemungkinan besar adalah Bobby yang akan dimenangkan pada kubu Koalisi Indonesia Maju. Karena Bobby kan maju ke Gerindra," imbuhnya.
Selain itu, Ujang menduga Ahok hanya untuk menjadi pusat pemberitaan oleh PDI-P. Dengan begitu pemberitaan terkait Pilkada 2024 tak akan lepas menyebut partainya.
"Saya melihat mungkin PDI-P gunakan ahok untuk menjadi pusat pemberitaan agar memang pemberitaan Pilkada tersedot kepada PDI-P. Itu juga menjadi bagian dari strategi, karena PDI-P ini kan tidak ringan langkah dia untuk di Pilkada," kata Ujang.
"Kenapa? ketika (PDI-P) di Pilpres kalah, pilihannya Pilkada itu harus menang. maka dimunculkan figur yang kuat, hebat sehingga bisa melawan katakanlah kubu dari pemerintah," sambung Ujang.
Sementara itu, Ahok sendiri mengaku belum tahu mengenai langkah politiknya ke depan. Selain itu, ia merasa provinsi Sumut cukup asing untuknya.
"Saya juga enggak gitu paham Sumut juga," kata Ahok setelah penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P, Minggu (26/5/2024).
"Saya enggak tahu, yang penting tugas saya buat bantu teman-teman yang ikut pilkada sebetulnya," ucap dia saat Kompas.com bertanya mengenai kesiapannya maju di Pilgub Sumut.
Ia kemudian mengutip pesan Soekarno tentang partai pelopor yang harus memiliki prinsip utama yakni disiplin organisasi.
"Pokoknya prinsipnya saya bantu saja. Gitu saja. Bantu saja," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.