Para handler anjing K9 memiliki SOP tersendiri untuk mengoreksi tindakan anjing yang salah agar anjing tersebut tidak mengulangi tindakannya.
Dalam kasus pemukulan anjing Fay yang dilakukan Nasarius, menurut Pellim, sang sekuriti melakukan koreksi tindakan tegas terhadap anjing yang melakukan kesalahan.
Baca juga: Handler: Anjing K9 Tidak Bisa Disamakan dengan Peliharaan di Rumah
"Biasanya, kalau (anjing K9) tidak bisa dikendalikan maka saya melakukan koreksi dengan pukul daerah mulutnya, saya tabok. Setelah saya tabok, apabila anjing sudah bisa dikendalikan maka koreksi tidak perlu dilanjutkan lagi," ucap Pellim.
Namun, Pellim melanjutkan, karakter setiap anjing berbeda-beda. Menurut dia, ada anjing yang langsung paham dia melakukan kesalahan ketika dikoreksi oleh handler-nya sebanyak satu kali.
Tetapi, ada juga anjing yang harus dikoreksi lebih dari satu kali untuk membuat dia sadar akan kesalahannya.
Pellim menyebut, umumnya anjing akan sadar dia melakukan kesalahan jika handler sudah melakukan koreksi sebanyak tiga kali.
Pellim menyebut, ada hal-hal tertentu yang membuat anjing K9 terus emosi meski sudah diberi koreksi oleh handler, misalnya ketika bertemu dengan kucing.
Hal inilah yang diduga terjadi pada Fay. Karena emosi Fay dinilai belum terkendali, Nasarius akhirnya melakukan koreksi lebih dari sekali.
"Masih belum terkendali dengan baik (emosi anjingnya), karena saya lihat beritanya sekuriti itu melakukan koreksi dua kali," tutur Pellim.
Meski begitu, Pellim menekankan bahwa seorang handler tidak boleh membuat anjing trauma ketika memberikan tindakan koreksi.
Baca juga: Sekuriti Plaza Indonesia Pukul Fay Anjing K9, Handler: Guard Dog Bukan Tipe Cengeng
"Anjing tidak boleh traumatis, kita harus segera berdamai dengan anjing usai melakukan koreksi. Damainya dengan cara dielus biar enggak trauma, sambil diucapkan good girl, good boy," kata Pellim.
Pellim menyebutkan bahwa Fay merupakan guard dog atau anjing penjaga sehingga bukan jenis anjing yang cengeng.
"Pada prinsipnya, guard dog adalah anjing penjaga. Dia bukan tipe anjing yang cengeng. Tapi, kalau kita buat jadi cengeng, ya, jadi cengeng," kata Pellim.
Pellim menjelaskan, seorang handler melakukan koreksi ketika anjing berbuat salah untuk membangun karakternya menjadi lebih kuat.
Selain itu, mengoreksi anjing dengan cara memukul juga upaya handler agar anjing bisa lebih mengendalikan emosinya.