Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Kompas.com - 15/06/2024, 13:12 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusmiyati (60), pengemis sebatang kara yang tewas dalam kebakaran gubuk di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, puluhan tahun tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Enggak dapat bantuan. Dia juga waktu zaman pandemi Covid-19 juga enggak pernah dapat bansos,” ujar Ketua RT 02/RW 07 Kelurahan Pejaten Barat, Marzuki, saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Baca juga: Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

Hal ini karena Rusmiyati tidak terdata sebagai warga RT 02/RW 07, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), ia merupakan warga Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Jauh sebelum Rusmiyati tewas akibat insiden kebakaran, Marzuki sudah meminta mendiang untuk mengurus administrasi agar bisa tercatat sebagai warga Jakarta. Hanya saja, dia tidak mengurusnya.

“Dia enggak punya data dari sini. Dulu disuruh bikin KTP buat pindah ke RT 02. Kan dulu masih mudah tuh, masih gampang (pindah domisili). Walaupun enggak punya rumah, masih bisa. Nah, sekarang sudah enggak bisa,” ujar Marzuki.

“Semua warga yang enggak terdata juga enggak dapat bantuan. Kalau secara administrasi dan identitasnya warga sini, bansos, kartu lansia, pasti dapat. Saya kan suruh urus juga buat dia,” lanjut dia.

Meski tidak pernah mendapatkan, warga setempat kerap kali memberikan bantuan kepada Rusmiyati yang selama ini tinggal di sebuah gubuk reyot.

Baca juga: Lansia Sebatang Kara yang Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat Bekerja Sebagai Pengemis

Berdasarkan sepengetahuan warga dan Marzuki, Rusmiyati tidak mempunyai anak.

Hanya saja, dia mempunyai keponakan yang berada di Balaraja, Kabupaten Tangerang, dan adik kandung di Indramayu, Jawa Barat.

“(Warga) sering (kasih bantuan), peduli, mereka enggak cuek. Tapi, si ibu ini yang cuek. Dikasih ini dan itu, enggak mau. Kalau warga mah peduli. Waktu dia sakit saja ada yang suapin,” ujar Marzuki.

Warga bernama Khotib (46) yang tinggal dekat gubuk Rusmiyati ini pernah menawarkan sambungan kabel agar rumah sederhana mendiang mempunyai penerangan. Namun, dia menolak.

“Bahkan saya beli online kabel satu roll, cuma dia enggak mau. Saya mah maksudnya biar dia ada lampu gitu, ditarik dari tempat saya. Cuma dia enggak mau,” kata Khotib kepada Kompas.com dalam kesempatan berbeda.

Dengan begitu, Khotib hanya bisa membuat keran di samping rumah. Tujuannya agar Rusmiyati lebih mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari.

Baca juga: Korban Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat adalah Lansia Sebatang Kara

Pada intinya, Khotib memastikan, dia dan warga yang lain sudah sering menawarkan bantuan kepada Rusmiyati. Namun, dia selalu menolak.

Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang menghanguskan gubuk Rusmiyati ini terjadi pada Sabtu (8/6/2024) sekitar pukul 21.34 WIB.

Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Agus Guritno Gunawan mengatakan, api yang melahap rumah Rusmiyati ini berasal dari lilin.

“(Rusmiyati) sedang tidur seorang diri, menyalakan lilin sebagai penerangan," kata Agus dikutip dari keterangan yang diterima Kompas.com.

"Tanpa disadari, lilin terjatuh dan menyambar barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com