Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Hati Remaja di Jaktim Dikatai "Anak Haram" yang Buatnya Gelap Mata Bunuh Ayah Sendiri

Kompas.com - 25/06/2024, 07:50 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib nahas menimpa pedagang perabot di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, berinisial S (55).

S dibunuh putri kandungnya sendiri, KS (17), di dalam toko perabot yang juga berfungsi sebagai rumahnya.

KS nekat membunuh ayahnya sendiri menggunakan sebilah pisau dapur.

Remaja itu gelap mata karena kerap mendapatkan perlakuan yang kurang pantas dari S.

Baca juga: Anak Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Sempat Kabur lalu Dijebak Tetangga

Dituduh suka mencuri dan dikatai anak haram

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Ary Syam Indradi mengatakan, KS berani membunuh sang ayah karena memendam rasa sakit yang begitu dalam.

KS disebut sakit hati karena S kerap menuduhnya mencuri barang di toko.

Kemudian, KS mengaku, acap kali mendapatkan kekerasan fisik dari sang ayah.

Perlakuan tak enak yang berulang kali dialami pelaku pada akhirnya membulatkan tekadnya untuk melakukan kejahatan itu.

“Alasan KS melakukan penusukan terhadap ayah kandungnya sendiri karena sakit hati sering dimarahi, kadang dipukul, dan dituduh mengambil barang milik korban,” ujar Ade Ary kepada wartawan, Senin (24/6/2024).

Baca juga: Ayah di Duren Sawit Tewas di Tangan Putri Kandung, Ditikam Saat Tidur

Lebih dari itu, perkataan tak pantas dari S disinyalir turut menjadi pemicu aksi KS.

KS menerangkan dirinya pernah dikatai anak haram oleh sang ayah.

“Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, korban pernah menyebutnya sebagai anak haram. Tapi, kami masih terus dalami soal ini,” tutur Ade Ary.

Dibunuh pakai pisau saat terlelap

KS melakukan aksinya ketika sang ayah sudah terlelap. Mulanya, ia mengambil pisau yang ada di dalam dapur.

KS lalu masuk ke area tempat tidur korban dan menusuknya di dada sebanyak satu kali.

“Ketika ditusuk untuk pertama kali, korban sebenarnya sempat melawan. Ia mencakar tangan sang anak supaya tak melakukan aksi susulan,” ungkap Ade Ary.

Baca juga: Putri Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Pelaku Disebut Hidup di Jalan sebagai Pengamen

Sayangnya, usaha korban untuk memberikan perlawanan tak berbuah manis.

KS yang sudah gelap mata kembali melancarkan tusukan ke arah dada korban hingga membuatnya tak sadarkan diri dan meninggal dunia.

“Sempat terjadi perlawanan dengan melakukan pencakaran, mencakar pelaku di bagian tangannya. Namun, ketika pelaku menusuk korban untuk kedua kalinya, korban langsung tak berdaya,” ucap Ade Ary.

Pelaku kabur sambil gondol ponsel dan motor

Setelah melihat korban tak berdaya, KS mengambil kesempatan untuk kabur ke luar rumah.

Baca juga: Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Ia kabur menggunakan motor milik sang ayah dengan maksud menyembunyikan jejaknya.

"Saat meninggalkan lokasi kejadian. Tersangka mengambil barang berharga korban, salah satunya motor,” ungkap Ade Ary.

Selain motor, KS turut membawa kabur ponsel sang ayah. Namun, belum diketahui apa tujuan pelaku membawa ponsel tersebut.

“Ini masih terus didalami soal alasan pelaku bawa kabur barang pribadi korban,” ucap dia.

Jasad korban ditemukan karyawan toko

Kematian korban S mulanya tak diketahui banyak orang.

Warga sekitar baru mengetahui perihal kematian S setelah salah satu karyawan toko perabot menemukan jasad korban.

Baca juga: Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

“Mayat korban pertama kali ditemukan oleh saksi I yang merupakan karyawan toko,” kata Ade Ary.

I diketahui merasakan adanya hal janggal ketika datang ke toko pada Jumat (21/6/2024) malam.

Saat itu, saksi melihat toko perabot tertutup, padahal belum waktunya.

Ia kemudian mengajak satu rekannya untuk mengecek ke dalam toko guna memastikan apa yang terjadi.

“Pas saksi datang, toko dalam keadaan terkunci dan rolling door tertutup. Merasa ada yang aneh, saksi I mengajak temannya yang juga karyawan toko untuk mengecek ke dalam,” tutur Ade Ary.

Setelah rolling door terbuka, I bersama rekannya mencoba menggeledah area dalam toko.

Mereka kemudian menemukan korban S dalam keadaan terluka dan sudah tak bernyawa.

“Ketika menggeledah isi toko, I dan rekannya tak sengaja menyenggol kaki korban. Saat dicek, korban sudah tak bernyawa dengan luka tusuk di dada,” ungkap Ade Ary.

Pelaku ditangkap saat kembali ke toko

KS berusaha mengelabui petugas kepolisian saat karyawan toko menemukan jasad S.

Ia datang ke toko sekaligus rumahnya karena baru mendapat kabar dari temannya bahwa ayahnya baru saja meninggal.

Namun, hal itu justru menjadi bumerang bagi pelaku.

Penyidik kepolisian yang kebetulan berada di lokasi kemudian meminta keterangan dari KS.

Penyidik yang curiga kemudian melakukan pendalaman terhadap KS dan akhirnya diketahui bahwa KS adalah pelaku pembunuhan.

Ia lalu digiring ke Mapolda Metro Jaya untuk dimintai keterangan.

KS kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan Pasal 338 KUHP.

Kendati demikian, ia tak bisa dihukum maksimal selama 15 tahun penjara karena statusnya masih anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com