Kepada polisi, AJ bercerita bahwa dirinya yang sedang mengendari kendaraan tidak melihat ada orang menyebrang. Namun, AJ merasa telah menabrak sesuatu.
"Pelaku merasa dia telah menabrak seorang anak ataupun benda sepertinya (awalnya)," ungkap Made.
AJ mengaku tak dapat menghindari tabrakan lantaran jarak korban yang terlalu dekat.
"Karena jarak yang sudah dekat dan tidak bisa menghindar terjadilah benturan tersebut," terang Made.
Sekitar 30-60 menit sebelum tewas tertabrak, IR ternyata sempat mendatangi toko alat tulis yang berjarak 200 meter dari rumahnya. IR bermaksud membeli balon karet di toko tersebut.
"Dia (korban) datang ke sini, saya tanya mau beli apa tapi dia enggak jawab. Dia langsung pergi ke sana (dalam toko) dan ambil balon," kata Susi (18), salah seorang pegawai toko saat ditemui Kompas.com, Senin.
IR datang sendiri dan tak membawa uang untuk membeli balon.
"(Karena) kami enggak bolehin (ambil balon), kami antar dia ke depan sini (toko), tapi habis itu lari dia," tutur Susi.
Susi dan penjaga toko lainnya tak menaruh rasa curiga sebab IR memang sudah beberapa kali mendatangi toko dengan alasan yang sama, yaitu membeli balon.
Justru, kecurigaan baru muncul ketika orangtua korban mendatangi toko, beberapa saat setelah IR meninggalkan lokasi.
Baca juga: Sebelum Tertabrak di Tol Cijago, Bocah di Depok Berkeliaran Sendiri untuk Beli Balon
"Iya, (orangtua IR) datang dan nanya, saya bilang IR sudah pergi tadi," ungkap Susi.
Susi pun baru mengetahui kabar tewasnya IR saat pihak keluarga membeli kertas mika kuning di toko.
"Tahu (info kecelakaan) pas beli kertas mika buat bendera kuning, di sini belinya," lanjut Susi.
Sementara, Kompol Margiyono menuturkan, korban merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal ini yang diduga menjadi alasan IR tak menggubris Tohap saat ditanya hendak pergi ke mana.
"lya, korban menderita sakit autis atau tidak dapat bicara," ungkap Margiyono.
Polisi juga mengungkap bahwa pada Minggu (30/6/2024) pagi, korban didampingi orangtuanya melakukan terapi terkait kondisi kesehatannya itu.
"Dan (korban) sedang menjalani terapi rutin seminggu dua kali di RS UI," tutur Margiyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.