Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Jalan Tikus Pasar Minggu: Idola Pengendara yang Tak Berpayung Hukum

Kompas.com - 03/07/2024, 08:07 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

Jembatan yang melintang di atas Kali Ciliwung tersebut menjadi penanda perbatasan antara wilayah Pasar Minggu dan Balekambang.

Lebar jembatan itu hanya berkisar 3,5 meter dan hanya muat dilintasi oleh dua sepeda motor.

Jalan menuju jembatan tersebut menanjak di salah satu sisi, dan menurun curam di sisi lainnya.

Oleh karenanya, para pengendara yang melintas di jalan itu tampak berhati-hati.

Bahkan, salah seorang pengendara yang dijumpai Kompas.com memilih menuntun motornya karena takut menuruni jalanan curam itu.

Baca juga: Gangguan PDN Bikin Layanan Imigrasi Macet, Pengamat: Mestinya Tak sampai Berjam-jam

“Kayak melewati jembatan ‘shiratal mustaqim’. Dari pas menikung saja, saya (berpikir) ‘nanjak enggak nih?’, kan gitu,” kata pengendara bernama Dede.

“Akhirnya, pas mau turun, ya nge-down duluan. Ya cukup sekian dan terima kasih ya. Siapa yang mau nyungsep konyol?” ucap dia.

Tak hanya Dede, beberapa pengendara lain juga tampak kesulitan mencapai puncak jembatan tersebut. Alhasil, motor pengendara itu tak kuat menanjak dan muatan kendaraan berhamburan ke pinggir jalan.

Tak ada payung hukum

Meski menjadi idola pengendara, dalam konteks tata kota, keberadaan jalan tikus justru kerap luput dari perhatian pemerintah.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan, keberadaan jalan tikus seperti anak haram yang dibutuhkan.

“Permukiman yang padat, tentu membutuhkan jalan-jalan tikus. Karena tadi, keterbatasan lahan, kemudian antarbangunan yang begitu padat (lalu) melahirkan jalan tikus,” ujar Nirwono kepada Kompas.com.

Nirwono mengatakan, jalan tikus justru tidak mempunyai payung hukum khusus karena statusnya sebagai jalan di tengah perkampungan.

“Nah, repotnya, tidak diakui secara hukum dalam Undang-Undang Jalan, dalam konteks ini, jika terjadi kecelakaan, baik itu antar kendaraan atau pemotor atau bahkan dengan penghuni, itu dalam konteks ranah hukum, menjadi sulit,” pungkas dia.

Hal ini pula yang menyebabkan jalan tikus kerap kali kurang mendapat perhatian, sehingga dibiarkan berlubang berlama-lama dan konturnya tak merata.

Baca juga: Lalu Lintas di Sekitaran Monas Macet Imbas Perayaan HUT Bhayangkara ke-78

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Curhat Orangtua Siswa Kelas 1 SD, Kesulitan Bangunan Anak agar Tidak Telat

Curhat Orangtua Siswa Kelas 1 SD, Kesulitan Bangunan Anak agar Tidak Telat

Megapolitan
Bawa Kabur Uang Setoran Pulsa dan Ponsel, Penjaga Konter di Pademangan Dilaporkan ke Polisi

Bawa Kabur Uang Setoran Pulsa dan Ponsel, Penjaga Konter di Pademangan Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Perumda Pakuan Jaya Bakal Bongkar TPS Pasar Jambu Dua

Perumda Pakuan Jaya Bakal Bongkar TPS Pasar Jambu Dua

Megapolitan
Jalan Medan Merdeka Barat Arah Harmoni Ditutup Imbas Unjuk Rasa Buruh Tolak UU Cipta Kerja

Jalan Medan Merdeka Barat Arah Harmoni Ditutup Imbas Unjuk Rasa Buruh Tolak UU Cipta Kerja

Megapolitan
Polisi Sempat Cari Pria yang Mengadang Pengendara Mobil di Rawa Belong

Polisi Sempat Cari Pria yang Mengadang Pengendara Mobil di Rawa Belong

Megapolitan
Hari Ini, Ribuan Buruh Akan Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Depan MK dan Istana Negara

Hari Ini, Ribuan Buruh Akan Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Depan MK dan Istana Negara

Megapolitan
360 Pedagang Bakal Menempati Pasar Jambu Dua Bogor Usai Direvitalisasi

360 Pedagang Bakal Menempati Pasar Jambu Dua Bogor Usai Direvitalisasi

Megapolitan
Buruh Bangunan di Koja Tewas Tertimpa Tembok Saat Sedang Bekerja

Buruh Bangunan di Koja Tewas Tertimpa Tembok Saat Sedang Bekerja

Megapolitan
Senyum Semringah Yono Usai Antar Anak Bungsunya ke SDN 07 Pasar Baru...

Senyum Semringah Yono Usai Antar Anak Bungsunya ke SDN 07 Pasar Baru...

Megapolitan
PSI Jakarta Barat Usulkan Kaesang, Heru Budi hingga Deddy Corbuzier Maju Pilkada DKI 2024

PSI Jakarta Barat Usulkan Kaesang, Heru Budi hingga Deddy Corbuzier Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Orangtua Siswa SDN Kebayoran Lama 12: Urus PPDB Enggak Ada yang Ribet, Sehari Jadi

Orangtua Siswa SDN Kebayoran Lama 12: Urus PPDB Enggak Ada yang Ribet, Sehari Jadi

Megapolitan
Bamus Betawi 1982 Usulkan 5 Tokoh Maju pada Pilkada Jakarta, Salah Satunya Ketum FBR

Bamus Betawi 1982 Usulkan 5 Tokoh Maju pada Pilkada Jakarta, Salah Satunya Ketum FBR

Megapolitan
Cerita Orangtua Siswa yang Anaknya Sempat Tak Lolos PPDB karena Faktor Usia

Cerita Orangtua Siswa yang Anaknya Sempat Tak Lolos PPDB karena Faktor Usia

Megapolitan
Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN Palmerah 15 Pagi, Banyak Orangtua Antar Anaknya hingga ke Kelas

Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN Palmerah 15 Pagi, Banyak Orangtua Antar Anaknya hingga ke Kelas

Megapolitan
Faldo Maldini Mengaku Sudah Kantongi Dukungan dari 5 Parpol untuk Maju Jadi Bakal Calon Wali Kota Tangerang

Faldo Maldini Mengaku Sudah Kantongi Dukungan dari 5 Parpol untuk Maju Jadi Bakal Calon Wali Kota Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com