Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Minta Pelaku Diberi Hukuman Setimpal

Kompas.com - 05/07/2024, 10:36 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika (19) yang tewas dianiaya seniornya meminta agar pelaku diberikan hukuman setimpal.

"Harapan keluarga tentunya mendapatkan keadilan dengan memberikan hukuman yang setimpal kepada seluruh pelaku pembunuhan almarhum Putu," kata Tumbur Aritonang Kuasa Hukum Putu saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior Dilimpahkan ke Kejaksaan, Keluarga Bersyukur

Hal senada juga disampaikan oleh ibunda Putu, Ni Nengah Rusmini, yang berharap agar putranya bisa mendapat keadilan.

"Kami sangat berharap kasus anak kami tetap berlanjut dan diusut tuntas agar anak kami mendapat keadilan yang seadil-adilnya," kata Rusmini.

Rusmini juga mengatakan, dirinya baru saja mendapat kabar dari Polres Metro Jakarta Utara terkait berkas kasus Putu yang sudah diserahkan ke kejaksaan.

Ia sangat bersyukur karena akhirnya mendapat kabar perkembangan penyidikan kasus putranya.

Rusmini berharap, setiap tahap dalam proses kasus Putu bisa berjalan dengan semestinya sehingga persidangan segera dilaksanakan.

"Sehingga, proses persidangan cepat dilaksanakan dan anak saya memperoleh keadilan yang setinggi-tingginya," kata Rusmini.

Baca juga: Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Sebagai informasi, Putu tewas usai dianiaya oleh seniornya sendiri, yakni Tegar.

Tegar dan ketiga temannya merasa Putu kurang sopan karena memasuki ruang kelas dengan menggunakan pakaian olahraga.

Akhirnya, salah seorang pelaku berinisial A lah yang pertama kali memanggil Putu untuk turun ke lantai 2 serta menggiringnya masuk ke kamar mandi pria.

A juga berperan sebagai pengawas selama proses kekerasan itu dilakukan.

Adapun W dan K adalah orang yang mendorong Tegar untuk memukul Putu.

Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga terkapar dan lemas.

Baca juga: Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Saat korban terkapar, Tegar merasa panik dan berusaha menolong dengan menarik lidah Putu.

Namun, lidah Putu yang ditarik membuat kondisinya semakin buruk dan jalur pernapasannya tertutup sampai akhirnya tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Masjid Koja Jakarta Utara

Seorang Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Masjid Koja Jakarta Utara

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 8 Juli 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 8 Juli 2024

Megapolitan
Keriuhan Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 05 dan 07 Pasar Baru

Keriuhan Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 05 dan 07 Pasar Baru

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 8 Juli 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 8 Juli 2024

Megapolitan
Selama Oknum Polisi Tertangkap Pungli Tak Dipecat, Kelakuannya akan Begitu-begitu Saja

Selama Oknum Polisi Tertangkap Pungli Tak Dipecat, Kelakuannya akan Begitu-begitu Saja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga Sukabumi Puluhan Tahun Kebanjiran | Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

[POPULER JABODETABEK] Warga Sukabumi Puluhan Tahun Kebanjiran | Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung

Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung

Megapolitan
Pria di Ciputat Diduga Gantung Diri Karena Terlilit Utang

Pria di Ciputat Diduga Gantung Diri Karena Terlilit Utang

Megapolitan
Banjir di Mampang Prapatan Disebut Langsung Surut Usai Hujan Reda

Banjir di Mampang Prapatan Disebut Langsung Surut Usai Hujan Reda

Megapolitan
Tebing Tol Bintaro Longsor Tak Sampai Ganggu Lalin di Tol

Tebing Tol Bintaro Longsor Tak Sampai Ganggu Lalin di Tol

Megapolitan
Warga Kebon Jeruk Mengenang Kali Sekretaris: Dulu Pernah Asri, Kini jadi Penyebab Banjir

Warga Kebon Jeruk Mengenang Kali Sekretaris: Dulu Pernah Asri, Kini jadi Penyebab Banjir

Megapolitan
Seorang Pria di Ciputat Ditemukan Tewas Gantung Diri

Seorang Pria di Ciputat Ditemukan Tewas Gantung Diri

Megapolitan
Kasus Polisi Pungli di Tol Cawang, Kompolnas: Atasan Juga Harus Mengawasi

Kasus Polisi Pungli di Tol Cawang, Kompolnas: Atasan Juga Harus Mengawasi

Megapolitan
Rumah Bedeng di Duren Sawit Terbakar akibat Korsleting

Rumah Bedeng di Duren Sawit Terbakar akibat Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com