Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Kompas.com - 02/07/2024, 09:42 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kejaksaan disebut sudah melakukan rekonstruksi kasus tewasnya Putu Satria Ananta Rustika (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, akibat dianiaya seniornya sendiri.

"Kebetulan tanggal 21 Juni 2024 kemarin, kami sempat ketemu salah satu tim kuasa hukum (Putu) yang kebetulan pulang ke Bali, menurut beliau sudah dilakukan rekonstruksi oleh pihak Kejaksaan," ujar Ibunda Putu, Ni Nengah Rusmini saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (2/7/2024).

Namun, Rusmini tidak mengetahui jelas kapan dan di mana rekonstruksi kasus putranya itu dilakukan.

Baca juga: Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Pasalnya, update terakhir yang disampaikan pihak Kepolisian kepada Rusmini adalah kasus Putu masih dalam tahap pemberkasan dan belum diserahkan Kejaksaan.

"Sejauh ini yang kami tahu penyidik Polres Metro Jakarta Utara masih proses pemberkasan, belum dilimpahkan ke Kejaksaan," ujar Rusmini.

Sejauh ini, Rusmini masih terus melakukan follow up terhadap perkembangan kasus putranya ke Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, namun belum mendapatkan informasi terbaru.

Sebagai informasi, Putu tewas usai dianiaya oleh seniornya sendiri yakni Tegar.

Baca juga: Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Tegar dan ketiga temannya merasa Putu kurang sopan karena memasuki ruang kelas dengan menggunakan pakaian olahraga.

Akhirnya, salah seorang pelaku berinisial A lah yang pertama kali memanggil Putu untuk turun ke lantai dua serta menggiringnya masuk ke kamar mandi pria.

A juga berperan sebagai pengawas selama proses kekerasan itu dilakukan.

Sementara W dan K adalah orang yang mendorong Tegar untuk memukul Putu.

Baca juga: Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hatinya hingga terkapar dan lemas.

Saat terkapar, Tegar panik dan berusaha menolong dengan menarik lidah Putu.

Namun, ditariknya lidah Putu membuat kondisinya semakin buruk dan jalur pernapasannya tertutup sampai akhirnya tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajak Puslabfor, Polisi Bakal Olah TKP Ulang Kasus Kebakaran Maut yang Tewaskan Satu Keluarga di Bekasi

Ajak Puslabfor, Polisi Bakal Olah TKP Ulang Kasus Kebakaran Maut yang Tewaskan Satu Keluarga di Bekasi

Megapolitan
Tarif LRT Jabodebek Terbaru Mulai Juli 2024

Tarif LRT Jabodebek Terbaru Mulai Juli 2024

Megapolitan
Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Jakut Diduga Terlilit Utang

Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Jakut Diduga Terlilit Utang

Megapolitan
Paniknya 2 Jambret di CFD, Sembunyi di Rumah Paman dan Menyamar Jadi Tukang Topeng Monyet

Paniknya 2 Jambret di CFD, Sembunyi di Rumah Paman dan Menyamar Jadi Tukang Topeng Monyet

Megapolitan
Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Pemprov Pastikan Program Tetap Jalan

Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Pemprov Pastikan Program Tetap Jalan

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi Online

Pj Wali Kota Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi Online

Megapolitan
Kelakuan Bejat Pria di Jakbar, Jual Pacar Lewat 'Open BO' dan Hasilnya Buat Kebutuhan Sehari-hari

Kelakuan Bejat Pria di Jakbar, Jual Pacar Lewat "Open BO" dan Hasilnya Buat Kebutuhan Sehari-hari

Megapolitan
Gedung Sudin Kesehatan Jakpus Kebakaran, Diduga akibat Korsleting

Gedung Sudin Kesehatan Jakpus Kebakaran, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
'Horor' di Jakarta Kemarin Sore: Banjir, Pohon Tumbang, dan Macet Jadi Satu Imbas Hujan Deras Disertai Angin Kencang

"Horor" di Jakarta Kemarin Sore: Banjir, Pohon Tumbang, dan Macet Jadi Satu Imbas Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Megapolitan
Rabu Kelabu di Jakarta dan Sekitarnya: Hujan Deras dan Angin Kencang Berujung Banjir dan Pohon Tumbang

Rabu Kelabu di Jakarta dan Sekitarnya: Hujan Deras dan Angin Kencang Berujung Banjir dan Pohon Tumbang

Megapolitan
Pria yang Gantung Diri di Koja Dibawa ke RSCM untuk Diotopsi

Pria yang Gantung Diri di Koja Dibawa ke RSCM untuk Diotopsi

Megapolitan
Marak Pelaku Judi 'Online' di Bogor Selatan, Pj Gubernur Jabar Fasilitasi Pemkot soal Data PPATK

Marak Pelaku Judi "Online" di Bogor Selatan, Pj Gubernur Jabar Fasilitasi Pemkot soal Data PPATK

Megapolitan
Jasad Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Jakut Ditemukan Pertama Kali oleh Istrinya

Jasad Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Jakut Ditemukan Pertama Kali oleh Istrinya

Megapolitan
Pria Tewas Gantung Diri di Koja Jakut, Ditemukan Luka di Kaki

Pria Tewas Gantung Diri di Koja Jakut, Ditemukan Luka di Kaki

Megapolitan
Rajinnya Gibran Blusukan di Jakarta, Mengaku 'Belanja' Masalah ke Lokasi yang Perlu Dapat Perhatian

Rajinnya Gibran Blusukan di Jakarta, Mengaku "Belanja" Masalah ke Lokasi yang Perlu Dapat Perhatian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com