"(Novi) sudah diperiksa lab, darah, dan psikologinya," kata Laurentius kepada Kompas.com, saat dihubungi, Rabu (3/7/2013) sore.
"Kalau kemarin seperti yang ada dari media-media, kan dia gelisah, marah-marah, ada buka-buka baju. Berdasarkan itu, yang kita adalah membuatnya menjadi baik, dengan memberikan pengobatan yang sesuai. Psikologinya dan keadaanya sudah kooperatif. Sudah baiklah. Sudah bisa diajak kerja sama dan diajak komunikasi," tambahnya.
Serangkaian tes yang dijalani Novi berkaitan dengan insiden pada Senin (1/7/2013). Saat itu, Novi tiba-tiba mengamuk, berteriak-teriak, sambil membuang barang-barangnya yang ada di dalam tas yang dibawanya ketika menumpang ojek sepeda motor di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Novi kemudian dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Selatan untuk menjalani serangkaian tes. Namun, Novi memberontak terus sehingga tes tak bisa dilakukan. Novi kemudian dibawa polisi ke Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menjalani tes. BNN juga gagal melakukan tes terhadap karena Novi memberontak. Novi kemudian dibawa BNN ke RSKO Cibubur.
Direktur Utama RSKO Laurentius Panggabean mengatakan, meski keadaannya membaik, Novi belum bisa dijenguk.
"Kalau keluarga siapa pun karena sekarang belum boleh. Kalaupun sekarang sudah diperbolehkan, apakah dia (Novi) menginginkan (dijenguk) itu. Kalau dia menginginkan, nanti siapa itu orangnya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.