Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Deret Tanah Tinggi: Untung Ada Jokowi...

Kompas.com - 15/07/2013, 13:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, yang menjadi proyek percontohan program Kampung Deret saat ini sudah berubah. Pelan tetapi pasti, rumah-rumah yang sering menjadi korban kebakaran terlihat tertata rapi.

Permukiman di Tanah Tinggi I, RT 14 RW 01, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, menjadi salah satu percontohan Kampung Deret. Permukiman yang dihuni lebih dari 80 kepala keluarga (KK) ini telah rampung merenovasi 36 rumah dari 40 rumah yang ada. Satu rumah dihuni dua hingga enam KK.

"Satu rumah dihuni dua sampai enam KK. Ada yang sudah pindah, tapi KTP-nya masih tercatat di sini," ujar Bu Yahya (53), warga Tanah Tinggi, saat ditemui Kompas.com, Senin (15/7/2013).

Sementara Upik (47), mantan warga Tanah Tinggi yang kini tinggal di Pondok Gede, mengaku senang dengan perubahan yang dialami kampungnya. Bahkan, ia berharap perubahan fisik kampungnya juga dibarengi dengan perubahan sosial masyarakatnya.

"Alhamdulillah sekarang lebih baik. Untung ada Jokowi. Bukan bagaimana-bagaimana, tapi faktanya dia orang yang care," ujar Upik senang.

Selanjutnya, setelah rumah-rumah warga ditata rapi, warga berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melengkapi penataan kampung dengan hydrant. Hal tersebut untuk mengantisipasi risiko kebakaran yang lebih besar jika terjadi kebakaran.

"Saya lagi ajukan hydrant, buat jaga-jaga. Sebagai antisipasi kalau terjadi kebakaran," ungkap Ketua RT 14, RW 01, Tanah Tinggi, Yahya.

Sementara instalasi listrik dikerjakan oleh pengembang, sedangkan pemasangan meteran (alat pengukur listrik) dikerjakan oleh PLN.

Menurut Yahya, akibat kebakaran hebat yang sempat melanda kampung tersebut pada 4 Maret 2013 lalu, banyak instalasi listrik yang rusak. Dia pun mengurus rumah-rumah warga yang instalasi listriknya rusak ke PLN.

"(Rumah) yang kebakar harus dilaporkan ke kepolisian, kemudian baru dipasang meteran lagi sama PLN. Tapi, sayang warga masih harus membayar Rp 275.000 per rumah," ujar Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com