Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub: Bubarkan Saja Metromini

Kompas.com - 25/07/2013, 08:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Perhubungan DKI Jakarta berpendapat sebaiknya operator bus ukuran sedang, Metromini, membubarkan diri. Perusahaan ini dinilai tak layak secara manajemen ataupun dalam pengoperasian kendaraannya.

"Bubarkan saja Metromini, dan ganti dengan perusahaan baru yang punya sarana dan prasarana yang baik," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (24/7/2013). Dia berpendapat bahwa manajemen Metromini sudah tak sehat karena sekarang telah terpecah tiga. Pristono bahkan menyebut Metromini sebagai operator angkutan umum terburuk di Jakarta.

Sebelumnya, Pristono mengaku telah berulang kali memberikan peringatan kepada manajemen Metromini untuk membentuk perusahaan yang sehat. Namun, kata dia, peringatan itu tak pernah direspons oleh perusahaan tersebut.

Selain manajemen yang terpecah, tambah Pristono, Metromini pun tak memiliki sarana dan prasarana memadai. "Mereka tidak punya pol, sarananya jelek. Untuk manajemennya juga sama, kebanyakan sopir tembak, tidak pakai seragam, karena tidak berbentuk badan usaha yang benar," katanya.

Menurut Pristono, Metromini pun tak pantas menjadikan masalah pengawasan sebagai kambing hitam ketika terjadi kecelakaan. Pasalnya, jika dari hulu tidak ada pengawasan, maka di tingkat hilir juga akan percuma. Pristono berjanji ke depan akan terus melakukan penertiban.

Kalau masih saja ada pelanggaran oleh bus dari Metromini, Udar berjanji, penilangan bahkan pengandangan tak akan segan-segan dilakukan. Adapun dari peristiwa tabrakan terhadap tiga siswa SMP di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013), ditemukan fakta bahwa kondisi bus dari Metromini tak laik jalan dan dikemudikan oleh sopir yang tak memiliki surat izin mengemudi.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengatakan, perlu komitmen dan konsistensi Dishub DKI untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum di lapangan. Bahkan, ia menyebutkan kalau selama ini Dishub DKI Jakarta justru kerap membiarkan pelanggaran kelaikan dan keselamatan angkutan umum.

Azas mengaku lembaganya sudah kerap mengingatkan Dishub DKI Jakarta untuk mengawasi dan menegakkan peraturan terhadap angkutan umum di Jakarta. Dia menilai, polisi dan petugas perhubungan sudah jarang merazia angkutan umum sehingga marak sopir tembak, sopir tak punya SIM, dan bahkan kendaraan tak laik jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com