Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Pro dan Kontra Keputusan KPUD Tangerang Saling Berhadapan

Kompas.com - 26/07/2013, 15:32 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Dua kelompok massa yang mendukung dan menolak keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Tangerang berunjuk rasa di depan kantor KPUD Kota Tangerang, Banten, Jumat (26/7/2013) siang. Akibatnya, Jalan Nyi Mas Melati di dekat kantor KPUD ditutup untuk umum dan tak dapat dilewati kendaraan.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, massa yang pro keputusan KPUD Tangerang, yakni pendukung calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Abdul Syukur-Hilmi Fuad, telah berunjuk rasa di depan kantor KPUD sejak pagi. Adapun massa yang menolak keputusan KPUD Tangerang datang sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka adalah massa pendukung bakal calon wali kota dan wawalkot, Arief R Wismansyah-Sachrudin.

Kubu Arief-Sachrudin datang dari arah barat dan mencoba mendekati kantor KPUD, tetapi dicegah oleh polisi. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi gesekan antarkelompok demonstran itu.

Masing-masing kelompok diperkirakan terdiri dari 100 hingga 200 orang. Kelompok kubu Arief-Sachrudin didominasi wanita yang menggunakan kerudung merah muda. Adapun massa Abdul-Hilmi didominasi oleh organisasi Pemuda Pancasila dengan seragam loreng oranye.

Hari ini KPUD Tangerang akan mengumumkan nomor urut tiga pasang calon peserta Pilkada Tangerang 2013. Peserta yang dinyatakan lolos adalah pasangan Tubagus Dedi Gumelar dan Suratno Abu Bakar (diusung PDIP dan PAN), Abdul Syukur-Hilmi Fuad (Golkar, PKS, dan sejumlah partai kecil), serta Harry Mulya Zein-Iskandar Zulkarnaen (PPP dan Hanura).

Adapun pasangan Arief Wismansyah-Sachrudin dinyatakan tidak lolos seleksi bakal calon peserta Pemilihan Kepala Daerah Kota Tangerang 2013. Hal itu dikarenakan Sachrudin tidak mendapat izin dari pimpinannya, yakni Wali Kota Tangerang Wahidin Halim, untuk mengikuti proses pemilihan.

Saat ini Sachrudin menjabat sebagai Camat Pinang. Dalam proses pencalonannya sebagai wakil wali kota, Sachrudin harus mendapatkan izin mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, hingga Rabu (24/7/2013) malam, KPUD Tangerang tak mendapatkan klarifikasi mengenai status pengunduran diri Sachrudin.

Hingga berita ini ditayangkan, pengambilan nomor urut belum juga dilakukan. Massa Arief-Sachrudin masih mencoba mendekati kantor KPUD. Kondisi relatif terkendali dan tidak ada gesekan secara fisik dari kedua kubu yang berkumpul di depan kantor KPUD.

"Kami datang hanya untuk meminta kejelasan dari KPUD, mohon massa Abdul Syukur tidak memperkeruh suasana. Kita semua saudara, jangan terprovokasi," kata orator massa Arief-Sachrudin, Badrun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com