Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

31 Persen Bus di Pulogadung Tak Laik

Kompas.com - 07/08/2013, 18:12 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 90 dari 286 bus antar kota antar provinsi di Terminal Pulogadung tak lolos uji kendaraan yang meliputi pemeriksaan surat hingga kondisi fisik kendaraan, terhitung sejak Kamis (1/8/2013) hingga Rabu (7/8/2013) siang.

"Jika alat keselamatan yang tidak memadai seperti alat pemadam kebakaran tidak berfungsi atau kaca retak kami rekomendasikan langsung ke kepala terminal untuk dinyatakan tidak laik beroperasi dan diawasi terus," kata petugas pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan DKI Jakarta Tjahya Kusnarya di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (7/8/2013).

Posko pengujian kendaraan bermotor ini, menurut Tjahya, buka 24 jam untuk memastikan semua bus antarkota antarpropinsi (AKAP) yang akan berangkat dari Terminal Pulogadung diuji secara menyeluruh.

Sejak 1 Agustus 2013 hingga Rabu siang ini, masalah yang paling banyak ditemui berkaitan dengan kondisi bus adalah kaca retak, alat keselamatan yang tidak memadai, kekencangan baut pada ban, ban menggunakan ban vulkanisir, speedo meter yang rusak, emisi gas buang melampaui ambang batas, wiper rusak, dan lampu tak menyala.

Ketika ditanya siapa yang menginstruksikan pelaku angkutan untuk memeriksakan kendaraannya, Tjahya  mengatakan, "Yang bertugas menginstruksikan bus untuk diperiksa di posko ini dari bagian manajemen terminal, kami bertugas 24 jam dengan dua ’shift’ dengan tugas untuk memeriksa kelaiakan dan memberikan rekomendasi."

"Jika badan bus banyak tambalannya (dempul) pun kami rekomendasikan tidak laik, karena dapat menganggu operasi bus, atau secara visual tidak laik sebagai kendaraan arus mudik," tukas Tjahya.

Sementara itu, sejak Kamis (1/8/2013) hingga Rabu (7/8/2013) siang, tercatat 14.480 orang berangkat dari Terminal Pulogadung, dengan tujuan ke berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatra, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com