Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Basuki Hindarkan Kebakaran di Kawasan Kumuh

Kompas.com - 13/08/2013, 20:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap agar kawasan kumuh yang dilanda kebakaran dibangun menjadi permukiman yang memenuhi syarat. Ini dilakukan agar rumah baru warga terbebas dari ancaman bencana, seperti kebakaran dan banjir.

Basuki menyebutkan, kebakaran di permukiman kumuh umumnya terjadi akibat hubungan pendek arus listrik. Korsleting ini kerap terjadi akibat instalasi listrik yang tidak aman sehingga mudah panas dan terbakar. Masalah lainnya adalah penggunaan listrik secara ilegal di kawasan kumuh di mana bangunannya sering tak dilengkapi izin mendirikan bangunan (IMB).

"Sekarang kalau kebakaran (di permukiman ilegal), seharusnya APBD tidak boleh mengeluarkan uang untuk itu lho, kebakaran biarin saja. Tapi, kalau kebakaran, orangnya bagaimana? Ya, harus diselamatkan karena kemanusiaan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Oleh karena itu, Basuki mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI akan memberikan surat edaran berisi pemberitahuan tidak boleh membangun kembali permukiman ilegal yang telah terbakar. Jika penduduk kembali membangun rumah secara tidak sah, maka bangunan itu akan dibongkar.

Namun, jika bangunan itu dilengkapi surat tanah yang sah, Pemprov DKI akan menata permukiman itu dengan kampung deret. Hal itu dilakukan untuk mencegah terulangnya peristiwa kebakaran maupun banjir di kawasan itu.

Basuki mengatakan, penataan kampung dengan model kampung deret dilakukan bersama-sama warga dengan tujuan memperbaiki kondisi setempat. Permukiman itu akan dilengkapi ruang terbuka hijau, perpustakaan, dan drainase yang baik.

Sementara itu, untuk standarisasi kelistrikan, Pemprov DKI telah memberikan penyuluhan listrik kepada warga yang tinggal di daerah rawan kebakaran, seperti di Tambora, Jakarta Barat. Ia juga meminta peran aktif Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengurusi permasalahan listrik dan Pemprov DKI mengurus IMB.

"Kita hilangkan kawasan kumuh, rata-rata kebakaran itu terjadi di kawasan kumuh. Kita perbaiki secara bertahap," kata Basuki.

Kepala Seksi Informatika Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, selama satu pekan libur Idul Fitri 1434 Hijriah, yakni 3-11 Agustus 2013, telah terjadi 28 kebakaran di Jakarta. Sebanyak 92,86 persen kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik, 3,57 persen disebabkan oleh api rokok, dan 3,57 persen oleh ledakan tabung gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com