Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Center Menjembatani Basuki dan Warga

Kompas.com - 15/08/2013, 21:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Ahok Center muncul dalam pemberitaan media massa terkait kegiatan corporate social responsibility sejumlah perusahaan melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Lembaga swadaya masyarakat ini menjadi kepanjangan tangan Basuki untuk membantu warga.

Saat Kompas.com mengunjungi kantor Ahok Center di lantai dasar Apartemen Juanda, Jakarta Pusat, tidak ada keramaian ataupun kesibukan luar biasa di kantor tersebut. Para anggota LSM itu baru akan aktif bekerja kembali pada 19 Agustus 2013. Relawan Ahok Center, Bunyamin Permana, menjelaskan, Ahok Center hanya merupakan sebutan atau nama beken dari Center For Democracy and Transparency (CDT). Nama Ahok diambil karena berhubungan dekat dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selaku pendiri LSM itu.

"Yayasan ini milik Pak Ahok pribadi sejak tahun 2007. Setelah beliau menjadi Wagub, LSM ini diserahkan kepada Natanael," kata Bunyamin, Kamis (15/8/2013).

Natanael T Opposunggu merupakan staf khusus Wagub DKI, yang juga menjadi koordinator dan penanggung jawab Ahok Center. Dahulu, ruang Apartemen Juanda yang dijadikan kantor Ahok Center itu dijadikan tempat logistik dan menyimpan alat sosialisasi kampanye saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012 berlangsung.

Bunyamin mengatakan, jumlah anggota CDT ada tujuh orang. Di kantor apartemen Juanda itu, ada dua anggota CDT, yaitu Andre dan Illa. Adapun anggota yang di bertugas di Balaikota, bernama Christine, Kamilus, Amin, Ikbal, Sakti, Suni, dan Michael. Tujuh relawan itu ada yang ditugaskan sebagai pengawas program kesehatan, rusun, dan sebagainya.

"Tujuannya seperti untuk membantu pendidikan sekolah, kesehatan, dan lainnya. Di sini tempat memberikan bantuan, bukan dari APBD, tetapi uang pribadi Pak Ahok," kata Bunyamin.

Setelah Basuki berhasil menjadi Wagub DKI, kata Bunyamin, LSM itu berfungsi sebagai penyalur bantuan yang tidak terjangkau oleh program pemerintah. Ketika ada keluhan siswa sekolah swasta yang tidak bisa membiayai buku dan sebagainya, mereka dapat mengadu kepada CDT.

Syarat agar keluhan itu dapat diproses adalah warga harus menyertakan surat dari kelurahan, beserta KTP dan kartu keluarga di Jakarta. Setelah itu, Natanael dan anggota lain melakukan survei langsung ke lapangan untuk mengecek apakah data dan kasus yang dikeluhkan oleh warga itu benar terjadi atau tidak. Dengan survei di lapangan, kata Bunyamin, akan mencegah terjadinya penipuan dalam keluhan masyarakat.

"Kami juga membantu dalam bentuk pelayanan, tidak pernah dalam bentuk uang tunai. Misalnya, langsung membayarkan SPP ke sekolah swasta yang dimaksud," kata Bunyamin.

Ia menuturkan, semua bantuan itu murni uang pribadi Basuki. Basuki juga membiayai operasional LSM tersebut dari koceknya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com