Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal bak Hotel, Warga Beralih ke Angkutan Umum

Kompas.com - 11/09/2013, 15:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, program Pemprov DKI merevitalisasi terminal Ibu Kota untuk mengubah pandangan negatif masyarakat.

Menurut dia, dengan adanya program tersebut, akan semakin banyak masyarakat yang berminat menggunakan transportasi massal.

"Prinsipnya Pak Gubernur itu terminal kalau bersih, bagus, dan aman, orang menjadi suka naik kendaraan umum," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Tak cuma masyarakat yang diuntungkan dengan fasilitas itu, pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di sana juga akan lebih untung. Pendapatan mereka akan meningkat tiap harinya karena pengunjung terminal semakin banyak.

Kendati demikian, Basuki menjelaskan, Pemprov DKI juga memberikan tanggung jawab kepada para pedagang untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menjual lapaknya kepada pihak lain. "Kita kasih tanggung jawab dagangnya seperti apa, kalau dia mewariskan ke anak menantunya boleh saja, tapi kalau dijual ke orang lain, akan kita sita," tegas Basuki.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan, revitalisasi 18 terminal bus DKI tersebut telah memasuki tahap awal, yaitu DED (Detail Engineering Design).

Rencananya, tahap lelang konstruksi akan dilaksanakan awal tahun 2014 mendatang dan diperkirakan akan rampung dua tahun lagi, yakni 2016. Arsitektur revitalisasi terminal akan disamaratakan.

Ke-18 terminal itu akan dibangun dengan arsitektur campuran, yakni kolonial di bagian eksterior, khas Betawi dan modern di interiornya. Terdapat tiga konsep revitalisasi 18 terminal itu. Pertama, mezanine concept, yakni pergerakan penumpang dengan angkutan berada di lantai terpisah dan tak ada crossing dengan angkutan.

Kedua, pedestrian crossing concept, yakni pergerakan penumpang dengan angkutan ada di satu lantai, dan ada crossing dengan angkutan. Ketiga, combination concept, yakni kombinasi terminal di antara dua konsep yang sebelumnya.

Adapun total anggaran revitalisasi 18 terminal berjumlah Rp 1,7 triliun. Ada juga beberapa proyek revitalisasi terminal yang menggunakan anggaran tahun jamak (multiyears). Dari 18 terminal yang direvitalisasi, hanya 15 terminal yang menggunakan APBD sedangkan 3 lainnya, yakni Cililitan, Blok M, dan Lebak Bulus bekerja sama dengan pihak swasta.

Berikut 18 terminal yang akan direvitalisasi: 1. Terminal Pulogadung, 2. Terminal Rawamangun, 3. Terminal Kampung Rambutan, 4. Terminal Cililitan, 5. Terminal Kampung Melayu, 6. Terminal Pinang Ranti, 7. Terminal Klender, 8. Terminal Senen, 9. Terminal Kota Jakarta, 10. Terminal Ragunan, 11. Terminal Pasar Minggu, 12. Terminal Lebak Bulus, 13. Terminal Kalideres, 14. Terminal Tanjung Priok, 15. Terminal Muara Angke, 16. Terminal Grogol, 17. Terminal Blok M, 18. Terminal Manggarai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com