"Itulah susahnya orang Indonesia, belum melakukan saja sudah membayangkan. Ya tentu tidaklah. Ini bukan proyek main-main," kata Dono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (16/9/2013).
Seluruh perencanaan pembangunan megaproyek senilai belasan triliun rupiah tersebut, kata dia, telah sesuai dengan prosedur yang ada, baik melalui detail engineering design (DED) atau analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Terlebih lagi, dia mengklaim tak menemui kendala di keduanya.
Dono memastikan, seluruh aspek pembangunan, termasuk pertimbangan, tidak mengganggu trotoar, telah diperhitungkan matang. "Saya kurang tahu, itu informasi dari mana. Tentu kami melakukan pengamanan pedestrian. Contohnya saat pembangunan pertama di Dukuh Atas. Kan ada stasiun, itu yang kami jaga," tegas Dono.
Dono memaparkan, ada 13 stasiun yang terdiri dari enam underground, enam elevated, serta satu Dipo MRT yang akan dibangun, mulai dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan, hingga Bundaran Hotel Indonesia Jakarta Pusat. Total panjang megaproyek tersebut ialah sepanjang 16 kilometer.
Pengerjaan proyek MRT ini dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah (underground), yaitu Jalan Sisimangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia, tiga konstruksi sipil layang, yaitu Lebak Bulus hingga Al Azhar, dan dua paket pengadaan sistem dan rolling stock.
Dari delapan paket tersebut, enam paket sudah dilakukan lelang tender terlebih dahulu, yakni tiga paket bawah tanah dan tiga paket MRT layang. Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu pada bulan Oktober 2013 yang akan datang karena waktu pembangunan lebih lama dibandingkan dengan konstruksi layang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.