Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Kematian Holly, Polisi Tak Andalkan CCTV Kalibata City

Kompas.com - 03/10/2013, 11:54 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rekaman CCTV di Kalibata City yang menangkap gambar Holly Angela terlihat tidak jelas. Polisi pun memiliki cara lain untuk mengungkap kematian wanita berusia 37 tahun itu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno mengatakan, polisi memiliki bukti-bukti lain yang bisa dijadikan alat mengungkap kasus kematian Holly dan Mr X, yang diduga bunuh diri dari lantai sembilan kamar Holly di Tower Ebony, Kalibata City.

Untuk itu, penyidik akan meminta keterangan dari keluarga Holly, yang saat ini masih di Salatiga, Jawa Tengah.

"Ini baru dikomunikasikan lewat telepon saja. Nanti tunggu beliau (keluarga) datang. Hari ini datang," kata Putut di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/10/2013).

Hasil dari keterangan saksi-saksi, kata dia, akan dicocokkan dengan hasil olah TKP. Setelah itu, polisi akan mengambil kesimpulan mengenai kasus tersebut.

Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa enam orang saksi. Mereka adalah Hasan, Inal, dan Sulaiman yang merupakan teman Holly, serta Abdul Rozak (seorang petugas keamanan apartemen), Kushandani (ibu angkat Holly), dan seorang tetangga bernama Richi.

Mereka, kecuali Kushandani, ialah orang pertama yang menemukan Holly dalam keadaan berlumur darah di dalam kamarnya.

Kushandani sempat menerima telepon dari Holly yang menyatakan ia sedang disiksa. Lalu ia meminta tiga orang temannya untuk melihat keadaan Holly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com