Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Beri Waktu Warga Kosongkan Ria Rio Dua Minggu

Kompas.com - 03/10/2013, 16:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan waktu dua minggu kepada warga yang masih bermukim di sekitar Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, untuk membongkar rumah dan pindah ke Rumah Susun Pinus Elok.

"Kita kasih waktu dua minggu kepada warga sini buat bongkar sendiri," ujarnya saat meninjau kawasan waduk tersebut, Kamis (3/10/2013).

Berdasarkan blusukan-nya ke kawasan permukiman yang ada di sisi timur waduk itu, memang masih ada warga yang belum pindah ke rusun. Kendati demikian, hal itu bukan terjadi karena warga menolak untuk dipindahkan, melainkan karena warga menunggu ada orang yang ingin membeli material rumah mereka, seperti salah seorang ibu yang ditanya Jokowi di sela-sela langkah kakinya menyusuri permukiman.

Berikut percakapan Jokowi dengan ibu itu.

Jokowi: Kenapa ndak pindah, Bu?
Ibu: Sudah, Pak. Rumah saya mah sudah kosong, tinggal pindah doang.

Jokowi: Kenapa ndak dari kemarin saja pindahnya? Kan rusunnya sudah siap?
Ibu: Lagi nunggu orang mau beli bangunan Pak, kan lumayan buat tambah-tambah.

Sang ibu mengaku, jika bahan-bahan material rumahnya dijual kepada penadah puing, maka dia dapat mengantongi uang sebesar Rp 2 juta.

Harga bahan material rumah di sana bervariasi, bergantung pada luas serta bahan-bahannya. Ada yang hanya Rp 600.000, ada pula yang lebih dari Rp 2 juta.

Tahap pertama pemindahan, lanjut Jokowi, sudah ada 250 kepala keluarga yang dipindahkan. Sementara sisanya masih sekitar 200 kepala keluarga. Jumlah warga yang tersisa berbeda dengan data yang dimiliki Dinas Perumahan dan Bangunan Jakarta, yakni sebanyak 50 kepala keluarga lagi.

"Sudah rampung semualah pokoknya, tinggal mereka (warga) masuk rusun, lalu tamannya tinggal ditata," ujar Jokowi.

Kawasan Waduk Ria Rio akan ditata oleh empat instansi. Sisi barat, timur, dan utara akan dibangun oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan sisi selatan akan dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo.

Adapun normalisasi waduk akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Semuanya menggunakan APBD. Kini, proses pengerjaan pun baru 10 persen.

Dari empat sisi waduk, baru sisi selatan yang baru dihijaukan dengan rumput dan pepohonan. Di beberapa bagian, juga telah dibangun konblok sebagai tempat pengunjung waduk berpijak. Sementara sisanya baru sekadar diuruk. Proses tersebut bersamaan dengan relokasi warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com