Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK DKI: Anggaran "Siluman" Sah bila Penggunaannya Sesuai

Kompas.com - 04/11/2013, 19:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak dapat menangkal adanya anggaran "siluman" dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta. Kepala BPK RI Perwakilan DKI Jakarta Blucer W Rajagukguk mengatakan, BPK baru dapat melakukan audit setelah anggaran tersebut digunakan. Setelah itu, akan diketahui pos-pos anggaran mana saja yang berindikasi menyebabkan kerugian negara.

"Dalam aturannya, kewenangan kita itu hanya mengaudit dana itu setelah dimanfaatkan dan dilihat seperti apa penggunaannya, apakah sesuai atau tidak," kata Blucer di kantor BPK Perwakilan DKI Jakarta, Senin (4/11/2013).

Menurut Blucer, selama ini proses pembahasan APBD telah melalui proses panjang. Pembahasan APBD dilakukan mulai tingkat satuan kerja (satker) atau tim anggaran pemerintah daerah (TAPD). Draf pembahasan anggaran itu disetujui dalam sidang paripurna DPRD DKI Jakarta. Setelah disahkan oleh DPRD DKI, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) wajib mengevaluasi APBD tersebut.

Dengan melihat proses panjang itu, Blucer mengatakan, apabila ada program "siluman", yang telah dipangkas, tetapi muncul kembali, maka program itu tetap menjadi program sah dalam APBD DKI Jakarta. BPK dapat mengawasi penggunaan anggaran yang disebut "siluman" itu. Apabila anggaran itu tidak digunakan, maka anggaran itu akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa). Namun, apabila anggaran itu tetap dibelanjakan dalam bentuk program dan bermanfaat, maka anggaran itu tidak dapat dikatakan sebagai indikasi kerugian negara.

"Pertanyaannya, kalau penggunaan anggaran itu tidak sesuai dengan spesifikasi. Kita langsung jadikan sebagai temuan indikasi yang merugikan negara," kata Blucer.

Kasus anggaran "siluman" itu bermula dari laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Mereka menyoroti adanya anggaran "siluman" di APBD DKI 2012 sebesar Rp 1,471 triliun. Anggaran itu muncul pada pos anggaran empat dinas, yakni Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Pekerjaan Umum DKI. Anggaran "siluman" itu dinilai tidak sesuai dengan prosedur anggaran normal.

Awalnya BPKP menemukan anggaran siluman sebesar Rp 1,068 triliun dalam APBD DKI 2012. Setelah diperiksa lebih detail, ternyata jumlahnya bertambah Rp 395 miliar. Dengan demikian, anggaran siluman di dalam APBD DKI 2012 mencapai Rp 1,471 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com