Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menjelaskan, penebangan akan dimulai pada Jumat, 15 November 2013 hingga 23 Desember 2013. Pohon yang ditebang berada di ruas pemisah antara jalur lambat dan jalur cepat.
Adapun lokasi pekerjaan itu dimulai dari jalur transisi di ujung jalan Sisingamangaraja dekat Monumen Pemuda Membangun, sampai dengan dengan wilayah Setiabudi hingga Jalan Jenderal Sudirman.
"Proses penebangan di sepanjang koridor Sisingamangaraja–Sudirman merupakan langkah untuk menuju pekerjaan besar dan permanen terkait penggalian, dalam rangka pembangunan stasiun bawah tanah yang akan dimulai pada kuartal pertama tahun depan," ujar Dono melalui siaran persnya, Kamis (14/11/2013).
Dono menjelaskan, secara teknis penebangan pohon tersebut untuk menyiapkan lokasi pelebaran jalan, kegiatan tes pit, serta relokasi utilitas dan alat berat. Selain itu, penebangan pohon juga dilakukan sebagai persiapan relokasi selter transjakarta dan paling penting pelaksanaan struktur permanen di bawah tanah.
Penebangan tersebut, lanjut Dono, telah sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Tak hanya asal menebang, PT MRT akan merelokasi pohon itu.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta M Nasyir menambahkan, penebangan yang dilakukan oleh konsorsium SOWJ Joint Operation yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi itu menggunakan dua cara. Pertama, yakni dengan crane untuk pohon jenis palem. Kedua, penebangan menggunakan scaffolding untuk pohon-pohon yang memiliki banyak cabang.
"Kedua metode ini digunakan agar dapat mempercepat proses pengerjaan dan untuk memastikan aspek keamanan bagi pekerja serta pengguna jalan," ungkap Nasyir.
Pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi delapan paket konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah (underground), yaitu Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia, tiga konstruksi sipil jalan layang, yaitu Lebak Bulus hingga Al Azhar, serta dua paket pengadaan sistem dan rolling stock.
Dari delapan paket tersebut, enam paket sudah lelang tender terlebih dahulu, yakni tiga paket bawah tanah dan tiga paket jalur layang. Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu pada Oktober ini karena waktu pembangunan lebih lama dibandingkan konstruksi layang. Megaproyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 125 miliar yen atau sekitar Rp 12,5 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.