Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Rp 25 Juta Dirawat di Panti Sosial Cipayung

Kompas.com - 28/11/2013, 14:47 WIB
Madina Nusrat

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pengemis Walang bin Kilon (54) dan temannya Sa'aran bin Satiman (70) yang membawa uang Rp 25 juta kini dirawat di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur. Kedua pengemis asal Subang, Jawa Barat, itu dijaring petugas Sudin Sosial Jakarta Selatan saat mengemis di perempatan Pancoran, Senin (25/11/2013) pukul 22.00.

Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Sudin Sosial Jaksel Miftah Hulhuda mengatakan, salah seorang anak Walang sudah datang untuk menjemputnya. "Namun, kami belum menyerahkan Walang begitu saja. Untuk keamanan Walang sendiri, kami meminta surat-surat identitas yang menunjang identitas hubungan anak itu dengan Walang," jelasnya, Kamis (28/11/2013).

Sementara uang Rp 25.448.600 milik Walang dan Sa'aran diamankan pengelola Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. Menurut petugas panti sosial, Abdul Khair, uang itu telah diambil Walang Rp 48.600 untuk membeli pulsa telepon seluler sehingga uangnya tinggal Rp 25.400.000.

Walang mengakui, dia sudah mengambil sebagian uangnya untuk membeli pulsa. "Lagi dibelikan pulsanya sama anak panti," kata Walang.

Walang mengaku sudah enam bulan mengemis di Jakarta bersama teman sekampungnya, Sa'aran. Setiap hari Walang mengaku bisa meraup uang dari mengemis sebesar Rp 100.000 sampai Rp 150.000.

Setelah dipakai untuk makan dan minum, penghasilan mengemis itu dibagi dua. Namun, biasanya Walang yang mengumpulkan uang hasil mengemis.

Sementara Sa'aran tak banyak berperan karena kondisi sakit asma dan tak mampu berjalan kaki dalam waktu lama. Uang sebanyak Rp 25 juta dalam pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.000 dikumpulkan Walang dalam plastik warna hitam. Hanya saja, Walang mengaku, uang itu tak sepenuhnya diperoleh dari hasil mengemis, tetapi juga dari penjualan sapi di kampung.

"Di kampung kan saya dagang sapi. Kalau musim bagus, saya sewa sawah, tanam padi," katanya.

Dari uang Rp 25 juta itu, Walang mengaku, ada sekitar Rp 21 juta hasil penjualan sapi dan panen padi yang dia bawa. Dia mengaku tak percaya meninggalkan uang itu di rumahnya karena anak tirinya kerap mencuri uangnya.

"Kalau disimpan di bank, saya tidak mengerti. Saya buta huruf," kata Walang.

Walang mengaku, dia sendiri yang berinisiatif mengemis, dan dia pula yang mengajak Sa'aran mengemis. Walang pula yang membuatkan kereta dorong untuk Sa'aran. Setiap kali mengemis, Sa'aran yang duduk di atas kereta dorong dan Walang yang mendorongnya.

Biasanya, mereka berkeliling mengemis pada pagi, siang hari saat makan siang, dan sore hari saat pekerja di Jakarta pulang dari kantor. Namun, pada malam hari, Walang juga kerap berkeliling mengemis. Seperti saat dia ditangkap petugas Sudin Sosial Jaksel di perempatan Pancoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com