"Bukannya berhenti malah maksain, petugasnya sampai lari-lari ngibarin bendera merah, emang dikiranya balapan apa, motor malah makin kencang, enggak berhenti, nah truknya juga malah ngikutin," ungkapnya.
Robi yang sedang asyik duduk mengobrol di warung samping pos pelintasan kereta itu juga melihat seorang penjaga pelintasan sudah berteriak kepada sopir truk tersebut untuk lari. Secepat kilat, dua orang awak truk, yakni sopir dan kernetnya, kemudian melompat dari atas kabin depan.
Namun naas, hanya berselang sekitar kurang dari satu menit, kereta sudah kencang menabrak bagian tengah truk. Dentuman keras dan ledakan terdengar keras tepat di depannya. Secara spontan, Robi dan dua orang temannya lari menjauhkan diri tanpa memedulikan tas, handphone, dan barang-barang berharga miliknya.
"Saya lagi nongkrong sambil liatin kereta, tiba-tiba duaar, meledak persis di depan saya. Saya langsung lompat, lari ngejauhin api yang sudah tinggi sekutar lebih dari 100 meter," ungkapnya.
"Tapi, tetap saja, sopirnya kelempar kena ledakan, tapi kayaknya enggak apa-apa, soalnya pas saya lihat masih sadar," katanya. (m16)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.