Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dompet Cekak, Penumpang Pilih Menginap di Stasiun

Kompas.com - 10/12/2013, 11:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan yang melibatkan kereta rel listrik (KRL) Tanah Abang-Serpong dengan truk tangki minyak bermuatan premium menyebabkan banyaknya penumpang KRL memilih menginap di stasiun. Hal itu disebabkan oleh pembatalan seluruh rute KRL dari Tanah Abang menuju Serpong, Parung Panjang, dan Maja.

Adalah Wahyu Pambudi (41), seorang pria paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kios Blok G Pasar Tanah Abang, yang memilih menginap di stasiun. Mukanya tampak sedikit kuyu dengan rambut yang tampak basah setelah dibasuh oleh air. Wahyu tampak bersiap-siap untuk melaksanakan aktivitasnya kembali menjaga kios kaus olahraga.

Semalaman, ia memilih untuk menginap di Stasiun Tanah Abang dengan hanya beralaskan kardus daripada pulang kembali ke rumahnya di Parung Panjang. Hal itu terpaksa dilakukannya karena ayah dua anak itu sedang tidak membawa uang. Ia tak menyangka kereta yang sehari-hari ditumpanginya mengalami kecelakaan hebat.

"Ya, mau bagaimana lagi, saya sudah enggak punya uang. Mending nginep di sini daripada terlambat kerja malah dipotong honor sama bos," kata Wahyu kepada Kompas.com di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (10/12/2013) pagi.

Biasanya, ia pulang ke Parung Panjang dengan menumpang commuter line jurusan tersebut pada pukul 22.06. Pukul 07.00, ia sudah harus berada di tempat kerjanya. Saat mengetahui, pengumuman pembatalan seluruh rute keberangkatan kereta Tanah Abang menuju Serpong, Parung Panjang, dan Maja, Wahyu merasa sedikit lemas. Seketika, ia langsung mengambil telepon genggamnya dan memberi kabar kepada anak dan istri kalau ia tidak pulang ke rumah.

Walaupun pihak KA Stasiun Tanah Abang telah mengimbau penumpang menggunakan angkutan umum alternatif lain, Wahyu tetap pada pendiriannya. Sebab, apabila menggunakan mobil carteran, ia harus mengeluarkan uang hingga Rp 50.000. Sementara apabila ia menggunakan ojek, beberapa lembar uang Rp 100.000 harus dikeluarkannya.

"Enggak apa-apalah di sini saja, sekalian tidur sama mandi gratis," kata Wahyu.

Wakil Kepala Stasiun Tanah Abang Urip mengatakan, banyak penumpang KRL Tanah Abang-Serpong yang memilih untuk menginap di stasiun. Kebanyakan dari mereka beralasan tidak memiliki uang lebih untuk menggunakan transportasi lainnya karena biasanya untuk naik KRL hanya membutuhkan uang Rp 2.000-5.000 saja.

"Kami tidak dapat menyiapkan apa-apa untuk mereka, ya karena ini darurat dan dadakan juga. Kasihan namanya juga uangnya cekak dan kurang," kata Urip.

Di depan Stasiun Tanah Abang pun telah dipasang sebuah papan tulis bertuliskan,
Pengumuman Penting: Sehubungan dengan adanya kegiatan perbaikan kabel listrik aliran atas antara Stasiun Kebayoran-Pondok Ranji, untuk commuter line lintas Tanah Abang-Serpong perjalanannya dibatalkan. Sebagai gantinya, semua KA Lokal diberhentikan di Stasiun Tanah Abang. Mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan kami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com